dc.description.abstract | Keanekargaman tanaman di Indonesia sangat dinamis, mulai dari jenis tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman palawija dan tanaman perkebunannya. Tanaman pangan dalam hal ini, yaitu padi (Oryza sativa) merupakan bahan pangan berkarbohidrat utama di Indonesia baik dalam jangka panjang maupun pendek. Faktor penyebab kurangnya produksi padi di Indonesia adalah ketidaksadaran masyarakat terhadap teknologi modern seperti SIPLO (Sistem intensifikasi dan potensi lokal), contohnya pengolahan tanah dan pemberian takaran pupuk tidak sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2015 Indonesia melakukan Impor beras sebanyak 750 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.
Pupuk yang mengandung unsur hara Nitrogen (N), Fosfor (P), dan kalium (K) terdiri dari 18% nitrogen 22% fosfor, dan 17% kalium merupakan tiga unsur yang paling baik dan yang paling banyak diperlukan untuk tanaman padi dan merupakan pembatas pertumbuhan dan hasil tanaman. Permasalahannya sampai saat ini yang dialami dalam program pemupukan adalah keefektifan yang rendah. Kebutuhan pupuk N, P, K dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
SIPLO (Sistem Intensifikasi Potensi Lokal) adalah potensi lokal tanah melalui induksi listrik untuk menyeimbangkan muatan positif dan negatif tanah yang berperan penting dalam proses penyediaan hara dalam tanah. Dengan teknik induksi listrik diharapkan seluruh potensi lokal seperti bahan organik, mikroorganisme dan unsur hara yang terjerap dalam koloid tanah akan lepas yang kemudian bisa diserap secara langsung dengan baik oleh tanaman. Interval waktu induksi SIPLO selama 60 menit dapat menetralkan pH tanah, meningkatkan kesuburan, serta meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah menjadi tidak terhambat Implementasi teknik SIPLO dengan alat ini harus dilakukan di lahan dan dalam keadaan basah (terdapat air), penggunaan stik yang berbeda melihat reaksi yang dihasilkan dari masing-masing stik (Sugiarto et al, 2013).
Tembaga (Cu) atau Cuprum Merupakan konduktor terbaik dibawah perak. sayangnya tembaga termasuk mudah korosi dengan cepat, Tembaga menempati posisi kedua untuk tingkat pengantar panas yang baik. Alumunium (Al) adalah salah satu jenis logam paling melimpah di muka bumi. selain banyak, alumunium juga memiliki sifat konduktor yang baik untuk listrik dan panas dan tak mudah terkena korosi. Aluminium menempati posisi ke empat dalam tingkat pengantar panas yang baik sedangkan besi adalah salah satu jenis logam yang paling banyak ditemukan dalam kehidupan sehari – hari. besi (Fe) atau Ferrum memiliki nomor atom 26, Besi menjadi salah satu jenis logam yang paling banyak bentuknya dan sangat beragam. Ini dikarenakan jumlah besi di dunia sangat melimpah. Pengolahannya yang mudah dan murah menjadikan besi memiliki banyakan sisi positif. Sayangnya besi mudah mengalami korosi serta urutan ke Sembilan dalam logam pengantar panas yang baik.
Elektroda merupakan tempat berlangsungnya oksidasi dinamakan anoda dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi dinamakan katoda. Pelepasan elektron akibat proses oksidasi maka logam seng sebagai anoda yang dikenal dengan istilah elektroda negatif, sedang logam tembaga adalah katoda di istilahkan elektroda positif yang mana pada logam tembaga terjadi reduksi Cu2+. Aluminium memiliki ketahanan terhadap korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat – sifat yang baik lainnya sebagai sifat logam. Penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, Ni, dsb, secara satu persatu atau bersama-sama, memberikan juga sifat-sifat baik lainnya seperti ketahanan korosi, ketahanan aus, koefisien pemuaian rendah dsb.
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan. Dimulai pada bulan November 2021 hingga Maret 2022. Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Jatisari Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor, untuk faktor pertama terdiri dari 3 macam stik (Stik besi, stik tembaga dan stik aluminium) dan faktor kedua terdiri dari 3 dosis pupuk NPK Mutiara serta pengaplikasian siplo selama 60 menit di semua perlakuan yang diulang sebanyak 3 ulangan, pengamatan dari setiap parameter pada setiap interval pengamatan dianalisa dengan ANOVA jika terdapat perbedaan nyata di lanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT 5%).
Hasil pertumbuhan tanaman padi menunjukan data tinggi tanaman pada Stik tembaga dengan dosis NPK 1,5 dosis anjuran (525 kg/ha) tetap tidak berbeda nyata dengan dosis NPK 350 kg/ha menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman paling baik. Pengamatan jumlah daun menunjukan perlakuan stik aluminium (S3) dan stik tembaga (S2) menunjukan pengaruh yang lebih baik dibanding stik besi (S1) namun dosis pada 49 HST berpengaruh nyata. Pengamatan jumlah anakan menunjukan perlakuan stik besi (S1) dan stik aluminium (S3) menunjukan pengaruh yang lebih baik dibanding stik tembaga (S2) namun dosis pada 49 HST berpengaruh nyata. Pengamatan luas daun memperlihatkan pada umur 85 HST stik besi dengan dosis NPK 0,5 dosis anjuran (175 kg/ha) menghasilkan pengaruh yang baik.
Parameter jumlah hasil gabah per hektar perlakuanperlakuan stik aluminium (S2) dan stik tembaga (S3) menunjukan pengaruh yang lebih baik dibanding stik besi (S1) namun berpengaruh nyata terhadap hasil gabah per hektar, terdapat dosis pupuk NPK Mutiara berpengaruh nyata.
Kata Kunci : Upaya, Peningkatan Produktivitas & Kualitas, Tanaman Padi (Oryza Sativa), Macam Stik Aplikasi Teknologi SIPLO dan Penambahan Pupuk NPK Mutiara | en_US |