dc.description.abstract | Cangkang telur ayam adalah salah satu limbah dapur yang sangat mudah dijumpai. Berdasarkan penelitian Suhastyo dan Raditya (2021), dalam cangkang telur ayam terdapat 97% kalsium. Tingginya persentase kalsium ini berasal dari senyawa kalsium karbonat yang bermanfaat menaikkan pH tanah dan air. Didalam limbah cangkang telur ayam broiler juga terdapat CaCO3 97%, fosfor 3%, magnesium 3%, natrium, kalium, seng, mangan, besi dan tembaga (Machrodiana et al. 2015). Ca termasuk unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman karena berfungsi sebagai penyedia nutrisi selama masa pertumbuhan dan perkembangan akar dan tunas.
Pupuk hayati merupakan pupuk yang didalamnya terdapat mikroorganisme hidup yang saat diaplikasikan pada tanaman akan mengkoloni bagian akar untuk memproteksi akar dari serangan patogen dan mendegradasi bahan organik, sehingga mendorong pertumbuhan tanaman dengan mensuplai ketersediaan nutrisi utama bagi tanaman. Pupuk hayati VP3 adalah pupuk yang mengandung bahan pembawa vermiwash, molase, dan PEG 1% yang ditambahkan dengan 3 isolat bakteri. Ketiga isolate bakteri tersebut adalah bakteri pengikat Nitrogen (Bacillus licheniformis), bakteri fosfat (P) terlarut (Pantoea ananatis) dan Exopolysaccharide (EPS) yang memproduksi bakteri (Pseudomonas plecoglossicida) telah dieksplorasi melalui tahap isolasi serta identifikasi bakteri fungsional indigenus (Arfarita et al., 2016; 2017; 2019).
Pada penelitian ini pupuk hayati VP3 akan diformulasikan berbentuk pelet dengan bahan pembawa limbah cangkang telur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek suhu pengeringan yang berbeda terhadap total viabilitas bakteri pelet BioferNA dan untuk mengetahui pengaruh komposisi cangkang telur dan formulasi pupuk hayati VP3 pada pelet BioferNA terhadap pertumbuhan bibit tanaman tomat.
Penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan. Dimulai pada bulan Juni 2022 hingga September 2022. Penelitian dilakukan Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Terpadu dan Halal Center, Universitas Islam Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada uji viabilitas agen hayati terdapat 12 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Setelah diketahui hasil viabilitas agen hayati terbaik dilanjutkan dengan uji aplikasi pada bibit tanaman tomat. Uji pada 3 bibit tanaman menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 4 perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak 5 kali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan dalam proses pembuatan pelet BioferNA berpengaruh nyata terhadap viabilitas agen hayati. Pengeringan dengan suhu 40oC memiliki rata-rata total viabilitas agen hayati yang lebih tinggi daripada suhu pengeringan lainnya. Pelet BioferNA dengan bahan pembawa cangkang telur memiliki pengaruh yang nyata terhadap tinggi bibit tomat, bobot segar bibit tomat, dan panjang akar bibit tomat.
Kata Kunci : Uji Pengaruh Pelet Pupuk Hayati VP3, Tambahan Cangkang Telur, Viabilitas Bakteri Fungsional dan Bibit Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.) | en_US |