dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara yang memiliki daratan cukup luas, dimana tanaman tahunan dan semusim dapat dibudidayakan dengan baik. Tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dahulu lebih dikenal sebagai tanaman hias yang berasal dari benua Amerika dan telah tersebar ke seluruh dunia. Pada saat ini tanaman bayam merah telah dikonsumsi sebagai sayuran dan menjadi bahan pangan terutama di negara – negara berkembang tingginya permintaan tanaman bayam menyebabkan tanaman ini memiliki nilai ekonomis tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2020 menyatakan bahwa produksi bayam merah di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2018 ke 2019, yaitu dari 162.227 ton menjadi 160.306 ton. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya peningkatan produksi melalui peningkatan pertumbuhan tanaman bayam merah agar dapat mencukupi permintaan pasar setiap tahunnya, salah satunya dengan cara pemupukan yang tepat.
Pemupukan merupakan salah satu kunci keberhasilan dari suatu kegiatan budidaya karena berisi satu atau lebih unsur hara untuk mengganti unsur yang habis diserap tanaman. Berdasarkan asalnya, pupuk dibagi menjadi dua kelompok yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik. Penelitian ini menggunakan kombinasi perlakuan pupuk NPK dan pupuk hayati.
Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2022, penelitian dilaksanakan di Greenhouse Fakultas Pertanian Unisma dan analisis tanaman dilakukan di Laboratorium Terpadu Faklutas Pertanian Unisma. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu: persiapan media tanam, persemaian benih, penanaman bibit/ transplanting, pemupukan ( 7 hst, 14 hst dan 21 hst), pemeliharaan tanaman (penyiraman, penyiangan, penyulaman, pengendalian hama dan penyakit) dan pemanenan ( umur 30 hari).
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan Kontrol dan terdiri dari 2 faktor, dengan 10 kombinasi perlakuan yaitu: Pupuk NPK yang terdiri dari 5 level : N1= 100 kg ha-1, N2= 150 kg ha-1, N3= 200 kg ha-1, N4= 250 kg ha-1, N5= 300 kg ha-1 dan faktor 2 terdiri dari 2 level : P1= 10 ml/L, P2= 20 ml/L
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi pupuk NPK mutiara dan pupuk hayati menunjukkan interaksi nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar total dan bobot segar konsumsi, bobot kering total, bobot kering konsumsi, dan bobot kering akar. Perlakuan paling baik terdapat pada N4P2 yaitu 250 Kg ha-1 NPK dan 20 ml pupuk hayati. Pemberian pupuk NPK Mutiara dengan dosis N4 (250 Kg ha1) menunjukkan hasil rata-rata yang terbaik terhadap berbagai parameter dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Pemberian pupuk hayati dengan dosis 20 ml/Liter memberikan rata-rata paling baik terhadap setiap parameter pengamatan.
Kata Kunci : Aplikasi, Pupuk NPK Mutiara dan Pupuk Hayati, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) | en_US |