Show simple item record

dc.contributor.authorSaputra, Eko Irwan
dc.date.accessioned2023-05-27T02:26:04Z
dc.date.available2023-05-27T02:26:04Z
dc.date.issued2023-03-03
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/7281
dc.description.abstractTanaman sengon (Paraserianthes falcataria L.) adalah tanaman tahunan yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena hampir semua bagian tanaman sengon dapat dijual, mulai dari daun, buah, pohon dan akar. Tanaman sengon juga dapat dijadikan sebagai tanaman penghijauan, pelindung dan penyubur tanah. Menurut Hartanto (2011) Medan elektromagnetik terdiri dari medan listrik dan medan magnetik. Medan elektromagnetik menghasilkan radiasi dengan rentang frekuensi rendah hingga frekuensi tinggi. Menurut Fuad et al., (2018). Air kelapa muda merupakan suatu bahan alami yang di dalamnya terkandung hormon seperti sitokinin 5,8 mg/l yang dapat merangsang pertumbuhan tunas dan mengaktifkan kegiatan jaringan atau sel hidup, hormon auksin 0,07 mg/L dan sedikit giberelin serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan (Morel 1974, dalam Bey et al. 2006). Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Islam Malang, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan ketinggian tempat 540 meter di atas permukaan laut dan suhu 21 ºC – 30 ºC. Penelitian dilakukan pada bulan juni - agustus 2022. Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu penyemaian benih, persiapan media, aplikasi pemaparan dan perendaman, transplanting, dan pemeliharaan tanaman. Penelitian dilakukan secara eksperimen dan tersusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dan terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama, pemaparan medan elektro pada benih sengon yang terdiri dari tiga level yaitu: P0 : Tidak dipapar, P1 : 5 menit pemaparan, P2 : 10 menit pemaparan. Faktor Kedua, perendaman benih sengon dengan air kelapa yang terdiri dari tiga level yaitu: K0 : tanpa perendaman air kelapa, K1 : 5% air kelapa setara dengan 25ml dari 500ml air, K2 : 10% air kelapa setara dengan 50ml dari 500ml air. Berdasarkan kedua faktor tersebut, diperoleh 9 kombinasi perlakuan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Pemaparan 5 menit dan tanpa pemberian larutan air kelapa (P1K0) pada pertumbuhan jumlah daun. Pada pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun perlakuan P0K0 (tidak dipapar + tanpa pemberian larutan air kelapa) lebih efisien digunakan. Waktu yang optimum yaitu perlakuan induksi elektromagnetik P0 (tidak dipapar) dan P1 (pemaparan 5 menit) mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman sengon merah (Paraserianthes falcataria L. Nielsen). Perlakuan pemberian larutan air kelapa K0 (tanpa perendaman air kelapa) mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman umur 14, 21 dan 28 hst (6.02, 6.75 dan 8,57 cm) dan jumlah daun umur 14 dan 21 hst (7.33 dan 13.06 helai) tanaman sengon merah (Paraserianthes falcataria L. Nielsen). Kata Kunci : Pengaruh, Induksi Elektro Magnetik, Pemberian Larutan Air Kelapa, Pembibitan dan Pertumbuhan Bibit Sengon Merah (Paraserianthes falcataria L.)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectPertanianen_US
dc.subjectAgroteknologien_US
dc.subjectPengaruhen_US
dc.subjectInduksi Elektro Magnetiken_US
dc.subjectPemberian Larutan Air Kelapaen_US
dc.subjectPembibitan dan Pertumbuhan Bibit Sengon Merah (Paraserianthes falcataria L.)en_US
dc.titlePengaruh Induksi Elektro Magnetik dan Pemberian Larutan Air Kelapa terhadap Pembibitan dan Pertumbuhan Bibit Sengon Merah (Paraserianthes falcataria L.)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record