Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Tunarungu di SMALB Negeri Batu
Abstract
Pada hakikatnya anak berkebutuhan khusus sama seperti anak normal
biasanya, ia memiliki potensi-potensi positif yang dapat berkembang, namun
terkendala oleh hambatan-hambatan yang dialaminya. Sama halnya seperti
pendidikan anak berkebutuhan khusus juga mempunyai hak untuk bersekolah
guna mendapatkan pengajaran atau pendidikan seperti anak normal lainnya.
Berdasarkan observasi awal, bahwa kurikulum di SLBN Batu
merupakan salah satu sekolah luar biasa yang khusus memberikan pembelajaran
terhadapanak berkebutuhan khusus. Kurikulum di SLBN Batu telah dilakukan
modifikasi, salah satu contoh modifikasi yang dilakukan oleh sekolah adalah
dengan menggabungkan kelas mulai dari kelas X, XI, dan XII dalam satu
ruangan. Maka dari itu diperlukan keterampilan guru dalam mengelola kelas dan
keahlian khusus dalam menyampaikan ilmu pengetahuan, dan dapat
menuntaskan kompetensi yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan agama Islam bagi anak
tunarungu, mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas penelitian dilakukan dengan
jenis penelitian kualitatif berbentuk penelitian lapangan atau studi kasus.
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan empat
komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Pengecekan keabsahan data peneliti menggunakan Peneliti
menggunakan pengamatan lebih lama, wawancara secara mendalam, diskusi
teman sejawat, triangulasi, member check dan bahan referensi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat didapatkan hasil temuan penelitian
yaitu 1) Perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islam bagi anak tunarungu
di SMALB Negeri Batu meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
pada perencanaan pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam di SMALB
Negeri Batu menggunakan perencanaan pembelajaran adaptif yang dimodifikasi
dan dirancang sedemikian rupa sehingga mudah dipelajari, dilaksanakan dan
memenuhi kebutuhan pendidikan anak ABK tunarungu. Dalam merencanaan
pembelajaran guru PAI juga menyiapkan secara matang antara lain, analisis
media atau alat peraga yang akan digunakan, menyiapkan materi yang akan
diajarkan, mengenali karakter siswa. Sehingga akan mempermudah guru untuk
menentukan pendekatan, model, metode dan strategi yang akan digunakan.
Dengan adanya perencanaan diharapakan semua yang sudah diprogramkan
dalam jangka waktu tertentu dapat tercapai dengan maksimal. 2) Proses
pelaksanaan guru PAI di SMALB Negeri Batu telah melakukan modifikasi
proses pelaksanaan di kelas baik dari segi strategi, metode, materi, dan media.
Adapun yang digunakan guru PAI di SMALB Negeri Batu adalah strategi
individual, metode MMR (Metode Maternal Reflektif), media visual, dan materi
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Mereka
memperoleh strategi pembelajaran khusus sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan
kemampuannya. Modifikasi proses atau kegiatan pembelajaran berkaitan dengan
penggunaan metode mengajar, lingkungan/setting belajar, waktu belajar, media
belajar dan sumber belajar. 3) Evaluasi pembelajaran Pendidikan agama Islam
bagi anak tunarungu di SMALB Negeri Batu dilakukan dengan menggunakan
tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, akan tetapi evaluasi
pembelajaran lebih diukur dari hasil aspek afektif dan psikomotorik. Penilaian
terhadap pembelajaran anak berkebutuhan khusus tunarungu dengan teknik tes
dan non tes. Teknik tes terdiri dari pilihan ganda, jawaban benar salah,
menjodohkan atau isian singkat. Teknik evaluasi dilakukan secara tertulis guru
PAI menghindari soal-soal dalam bentuk pertanyaan analisis.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai saran-saran yaitu tentang pihak
sekolah diharapkan memberikan pembinaan kepada guru-guru di Sekolah Luar
Biasa Negeri Batu dengan diadakannya pelatihan kompetensi tenaga pendidik
dan pembinaan guru anak berkebutuhan khusus. Peneliti berharap dengan
adanya pelatihan kompetensi pendidik akan menjadikan guru dapat
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menangani
permasalahan perkembangan belajar anak tunarungu