dc.description.abstract | Pencemaran tanah dan air disebabkan limbah industri, rumah potong unggas, pertambangan, residu pupuk, pestisida, dan lain-lain. Bahwa Cu salah satu jenis logam esensial, logam yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh, dibutuhkan dalam jumlah sedikit, tetapi masuk jumlah berlebihan di dalam menyebabkan efek toksik dengan tumbuhan biasanya logam Cu berperan dalam pertumbuhannya, yaitu sebagai aktivator enzim. Metode fitoremediasi menggunakan tanaman berakumulasi tinggi menurunkan konsentrasi logam berat tanah dengan tanaman pengikat logam berat. Fitoremediasi merupakan salah satu alternatif teknik pengolahan tanah tercemar yang ramah lingkungan, efektif dan murah dibandingkan dengan metode lain. Pakcoy memiliki keunggulan dibandingkan sawi lainnya dalam waktu panen yang singkat, daya adaptasi yang luas dan toleransi suhu. Tanaman pakcoy digunakan sebagai tanaman indikator karena tanaman pakcoy tidak hanya layak secara ekonomi, tetapi juga kultivar yang tahan cekaman logam berat, mampu mentransfer logam berat ke lebih banyak jaringan akar dari pada jaringan tajuk dengan bantuan mikroorganisme (Junyo & Handayanto, 2017).
Penelitian dilakukan Green House Jl. MT. Haryono no. 198, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Pengamatan dilakukan laboratorium untuk pengamatan distribusi logam pada organ tanaman bertempat di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ( BPTP ) Jawa Timur. Penelitian dilakukan bulan Desember – Febuari 2022. Penelitian dilakukan experimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana. Data menggunakan analisis ragam (uji F) taraf nyata 5%, dan apabila pada uji F menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan uji Ianjut beda nyata terkecil (BNT) taraf 5%. Parameternya pengamatan yang diamati: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, klorofil, bobot segar, bobot kering, konsentrasi logam Cu tajuk dan akar, uji regresi logam Cu tajuk dan akar, translocation factor.
Pemberian dosis tembaga (Cu) dari 0 mg - 625 mg pada tanaman pakcoy tidak menyebabkan perubahan morfologi yang signifikan, terutama pada warna daun. Namun pada dosis 750 mg pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal karena adanya hambatan dalam proses metabolisme tanaman, yang mengakibatkan penurunan kandungan klorofil, luas daun, biomassa dan jumlah daun. Pakcoy memiliki potensi hiperakumulator untuk rehabilitasi tanah terkontaminasi logam berat meminimalisir efek negatif lingkungan. Kandungan logam (Cu) pada akar dan tajuk tanaman pakcoy meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi Cu yang diberikan. Akumulasi tertinggi terjadi pada dosis cekaman Cu 625 mg dan 750 mg. Nilai faktor translokasi (TF) Cu berkisar antara 0,11-0,17, Nilai translocation factor pada akar dan tajuk menunjukkan <1 di semua perlakuan.
Kata Kunci : Respon, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman, Pakcoy (Brassica Rapa L.), Media Terkontaminasi, Logam Berat Tembaga (Cu). | en_US |