Sistem Agribisnis Kopi Arabika di Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji Kota Batu
Abstract
Kopi merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomis maka dari itu bisa dikatakan kopi merupakan komoditas sub sektor perkebunan yang dapat meningkatkan pendapatan nasional Indonesia. Indonesia juga merupakan negara produsen kopi terbesar ketiga di dunia. Hal ini dilihat dari presentasi nilai ekspor kopi peringkat ketiga tertinggi dibawah nilai ekspor tanaman kelapa sawit dan karet (Kementerian Pertanian 2016).
Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten memiliki salah satu kota dengan potensi besar dikomoditas kopi yaitu Kota Batu. Berdasarkan data total produksi kopi arabika ditahun 2018 sebesar 100,5 ton lebih tinggi dibandingkan dengan total produksi kopi robusta yaitu 39,85 ton dan Kecamatan Bumiaji menjadi penghasil kopi arabika terbesar dengan total produksi ditahun 2018 sebesar 50,8 ton dan total lahan perkebunan 45,5 hektar. Salah satu desa yang jadi tempat penelitian yaitu Desa Bulukerto memiliki potensi untuk komoditas kopi tetapi rata-rata petani disana hanya menjadikan tanaman kopi menjadi tumpang sari atau bukan tanaman yang utama dikarenakan petani kurang memahami cara pengolahan pasca panen kopi dan pendapatan dari usahatani kopi yang masih belum mencukupi menurut petani, jadi petani di Desa Bulukerto belum menceminkan sistem kerja dari petani produsen bagi mereka hanya beraktifitas pada aspek hulu, sisi lain ada aspek hilir yang masih sedikit orang yang paham tentang itu.
Berdasarkan permasalahan tersebut. Peneliti ingin berfokus terhadap permasalahan yang dialami petani maka dari itu cara mengetahui usahatani kopi ini layak dilanjutkan atau tidak dengan menggunakan metode R/C ratio. Kedua faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sosial ekonomi petani tujuanya untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi petani terhadap kenaikan produksi kopi arabika metode analisis yang digunakan ialah Tobit. Terakhir nilai tambah kopi dalam aktifitas pasca panen tujuanya untuk mengetahui berapa keuntungan yang didapat dari mengolah kopi yang dari gelondongan hingga menjadi bubuk kopi, metode yang digunakan yaitu metode Hayami.
Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) di desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji Kota Batu pemilihan tempat dilakukan secara sengaja. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus. Populasi petani kopi di desa Bulukerto sebanyak 37 orang.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Bulukerto mendapatkan hasil rata-rata total penerimaan petani kopi arabika sebesar Rp.12.515.404 dan rata-rata total biaya sebesar Rp.2.706.887 sehingga rata-rata pendapatan petani sebesar Rp.9.808.516 dalam satu musim panen per hektar. Sehingga didapatkan hasil R/C ratio sebesar 4,62 sehingga usahatani kopi arabika di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu sudah efisien dan layak diusahakan. Berikutnya analisis data dilanjutkan dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi petani dan didapatkan 2 variabel yang signifikan yaitu variabel X_1Umur, variabel X_2 Pendidikan. Untuk nilai tambah kopi arabika di desa Bulukerto sebesar Rp.15.908/Kg dengan keuntungan Rp.12.908/Kg dan tingkat keuntungan 81%.
Dalam penelitian ini saran yang bisa diberikan yaitu untuk petani komoditas kopi sudah layak dijadikan tanaman utama yang harus diprioritaskan untuk pemeliharaannya mengingat R/C ratio yang didapat sangat efisien. Untuk meningkatkan pendapatan petani juga harus memahami konsep pasca panen agar petani bisa menjual kopi dengan bentuk bubuk kopi sering ikut dalam kegiatan penyuluhan salah satu caranya untuk mendapatkan informasi yang bisa membuat usahatani kopi semakin berkembang dan maju. Untuk pihak pemerintah diharapkan memberikan pembagian pupuk bersubsidi yang sangat dibutuhkan petani saat ini, dan juga elemen-elemen lain untuk mempermudah dan meningkatkan pekerjaan petani.
Kata Kunci : Sistem Agribisnis, Kopi Arabika, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji Kota Batu