Show simple item record

dc.contributor.authorIswandi, M.khairil
dc.date.accessioned2023-10-25T02:22:54Z
dc.date.available2023-10-25T02:22:54Z
dc.date.issued2023-09-29
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/8602
dc.description.abstractBawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan produk yang sangat menjanjikan dengan prospek pasar yang baik, sehingga masuk dalam daftar produk utama taman nasional. Bawang merah sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia karena termasuk dalam kelompok rempah-rempah yang sangat diperlukan yang berfungsi sebagai bumbu masakan dan obat tradisional (Kementerian Perdagangan, 2012). Lombok Timur merupakan kabupaten penghasil bawang merah terbesar di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lombok Timur mampu memproduksi 91.378 kuintal per tahun dengan luas lahan tanam yaitu pada tahun 2019 seluas 1141 Hektar, sedangkah pada tahun 2020 seluas 1854 Hektar, dan pada tahun 2021 seluas 2037 Hektar. Desa Wanasaba merupakan salah satu daerah pengembangan bawang merah di Lombok Timur. Berdasarkan survei lapangan awal, permasalahan petani bawang merah di Wanasaba adalah harga bawang merah sering berfluktuasi yang selalu menjadi perhatian petani. Peningkatan produksi bawang merah yang kuat pada waktu waktu tertentu seringkali menyebabkan harga pasar bawang merah turun. Biasanya disimpan dalam waktu singkat ketika produksi melimpah. Oleh karena itu, peran pemasaran sangat penting untuk keberlangsungan budidaya bawang merah, sehingga produsen dapat menyepakati harga yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah 1)Untuk mengetahui saluran pemasaran bawang merah di Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, serta 2)Untuk mengetahui marjin pemasaran bawang merah di daerah tersebut. Selain itu, 3)Untuk menganalisis efisiensi dari saluran pemasaran bawang merah di Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Dalam penelitian ini, digunakan metode analisis deskriptif kuantitatif yang melibatkan pengumpulan data dan analisis data berdasarkan angka. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara probability sampling dan terdiri dari 30 sampel dari jumlah populasi. Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. dengan pertimbangan bahwa Desa Wanasaba merupakan salah satu wilayah pengembangan usahatani bawang merah di Kecamatan Wanasaba. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dimulai pada bulan Januari 2023 sampai bulan Maret 2023,Sedangkan Metode penarikan sampel dilakukan secara probability sampling. Menurut Sugiyono (2017) probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, maka di ambil sebanyak 30 sampel. Sedangkan sampel pada saluran pemasaran digunakan dengan cara snowball sampling, yaitu penelusuran secara bertahap berdasarkan informasi sampel kemudian dicari (digali) keterangan mengenai sampel-sampel lain, terus demikian secara berantai Dan Metode pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif. Data primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara ke petani sayuran menggunakan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari data monografi kepala desa Desa Wanasaba, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok timur, Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian. Berbagai sumber lain seperti buku, jurnal dan literatur pendukung yang relevan dengan topik penelitian.Data yang diperoleh baik secara primer maupun sekunder diolah dan dianalisis dengan metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk menggambarkan pola saluran pemasaran yang ada di lokasi penelitian, Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat dua saluran pemasaran bawang merah di Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur yaitu saluran pemasaran I (Petani - Pedagang Pengepul – Pedagang pengecer – Konsumen)dan saluran pemasaran II(Petani – Pedagang Pengepul – Pedagang Besar – Pedagang Penger – Konsumen). Pada saluran pemasaran I di peroleh marjin pemasaran Rp. 6,500/kg dan farmer share yang diterima petani 79,03 %. Pada saluran II di peroleh marjin pemasaran Rp. 9.000/kg dan farmer share yang diterima petani 72,23 %. Marjin pemasaran pada saluran pemasaran I lebih rendah dibandingkan saluran pemasaran II. Namun, saluran pemasaran I memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan saluran pemasaran 2. Hal ini terlihat dari nilai persentase biaya pemasaran terhadap harga jual bawang merah yang lebih rendah pada saluran pemasaran I dibandingkan saluran pemasaran II. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa meskipun keduanya sama-sama efisien, saluran pemasaran I lebih efisien karena biaya yang dikeluarkan oleh petani lebih sedikit dibandingkan saluran pemasaran II yang memiliki rantai pemasaran yang lebih panjang. Dan Nilai elastisitas transmisi harga bawang merah di Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur adalah sebesar 1,311 atau ET > 1 yang berarti laju perubahan harga bawang merah di tingkat petani lebih kecil atau lebih lambat daripada laju perubahan harga Bawang merah di tingkat pedagang pengecer, dimana apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1% di tingkat pedagang pengecer hanya akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1,311% di tingkat petani, sehingga sistem pemasaran di desa wanasaba kecamatan wanasaba kabupaten lombok timur masih tergolong belum efisien.di lihat dari nilai elastisitas transmisi harga yang lumayan tinggi jadi bisa di katakan sudan efisien dan tergolong dalam pasar persaingan sempurna.Distribusi margin pada saluran I adalah 12.3%, yang berarti 12,3% dari total margin pemasaran digunakan untuk biaya pemasaran. Distribusi margin pada saluran II adalah 15%, yang berarti 15% dari total margin pemasaran digunakan untuk biaya pemasaran. Dengan demikian, Saluran II memiliki distribusi margin yang lebih tinggi dibandingkan dengan Saluran I, ini menunjukkan bahwa proporsi yang lebih kecil dari total margin pemasaran digunakan sebagai biaya pemasaran dalam Saluran I. Ini dapat menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dalam pengeluaran biaya pemasaran pada Saluran I. Dari hasil analisis tersebut dapat di simpilkan bahwa pemasran yang ada di Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur bisa di katakan Efisien.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectBawang Merah (Allium cepa L. var. aggregatum)en_US
dc.subjectEfisiensi Pemasaranen_US
dc.titleAnalisis Efisiensi Pemasaran Bawang Merah (Allium cepa L. var. aggregatum) Di Desa, Wanasaba Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timuren_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record