Analisis Efisiensi Pemasaran Bawang Merah (Allium cepa L. var. aggregatum) Di Desa, Wanasaba Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur
Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan produk yang sangat
menjanjikan dengan prospek pasar yang baik, sehingga masuk dalam daftar
produk utama taman nasional. Bawang merah sangat dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia karena termasuk dalam kelompok rempah-rempah yang sangat
diperlukan yang berfungsi sebagai bumbu masakan dan obat tradisional
(Kementerian Perdagangan, 2012). Lombok Timur merupakan kabupaten
penghasil bawang merah terbesar di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Lombok Timur mampu memproduksi 91.378 kuintal per tahun dengan luas
lahan tanam yaitu pada tahun 2019 seluas 1141 Hektar, sedangkah pada tahun
2020 seluas 1854 Hektar, dan pada tahun 2021 seluas 2037 Hektar. Desa
Wanasaba merupakan salah satu daerah pengembangan bawang merah di Lombok
Timur. Berdasarkan survei lapangan awal, permasalahan petani bawang merah di
Wanasaba adalah harga bawang merah sering berfluktuasi yang selalu menjadi
perhatian petani. Peningkatan produksi bawang merah yang kuat pada waktu waktu tertentu seringkali menyebabkan harga pasar bawang merah turun.
Biasanya disimpan dalam waktu singkat ketika produksi melimpah. Oleh karena
itu, peran pemasaran sangat penting untuk keberlangsungan budidaya bawang
merah, sehingga produsen dapat menyepakati harga yang tepat.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1)Untuk mengetahui saluran pemasaran
bawang merah di Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok
Timur, serta 2)Untuk mengetahui marjin pemasaran bawang merah di daerah
tersebut. Selain itu, 3)Untuk menganalisis efisiensi dari saluran pemasaran
bawang merah di Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok
Timur. Dalam penelitian ini, digunakan metode analisis deskriptif kuantitatif yang
melibatkan pengumpulan data dan analisis data berdasarkan angka. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini diambil secara probability sampling dan terdiri
dari 30 sampel dari jumlah populasi.
Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wanasaba
Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. dengan pertimbangan bahwa
Desa Wanasaba merupakan salah satu wilayah pengembangan usahatani bawang
merah di Kecamatan Wanasaba. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu
dimulai pada bulan Januari 2023 sampai bulan Maret 2023,Sedangkan Metode
penarikan sampel dilakukan secara probability sampling. Menurut Sugiyono
(2017) probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel, maka di ambil sebanyak 30 sampel. Sedangkan
sampel pada saluran pemasaran digunakan dengan cara snowball sampling, yaitu
penelusuran secara bertahap berdasarkan informasi sampel kemudian dicari
(digali) keterangan mengenai sampel-sampel lain, terus demikian secara berantai Dan Metode pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif. Data primer diperoleh
dengan cara melakukan wawancara ke petani sayuran menggunakan kuesioner
yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari data monografi
kepala desa Desa Wanasaba, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok timur, Badan
Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian.
Berbagai sumber lain seperti buku, jurnal dan literatur pendukung yang relevan
dengan topik penelitian.Data yang diperoleh baik secara primer maupun sekunder
diolah dan dianalisis dengan metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk
menggambarkan pola saluran pemasaran yang ada di lokasi penelitian,
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat dua saluran
pemasaran bawang merah di Desa Wanasaba, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten
Lombok Timur yaitu saluran pemasaran I (Petani - Pedagang Pengepul –
Pedagang pengecer – Konsumen)dan saluran pemasaran II(Petani – Pedagang
Pengepul – Pedagang Besar – Pedagang Penger – Konsumen). Pada saluran
pemasaran I di peroleh marjin pemasaran Rp. 6,500/kg dan farmer share yang
diterima petani 79,03 %. Pada saluran II di peroleh marjin pemasaran Rp.
9.000/kg dan farmer share yang diterima petani 72,23 %. Marjin pemasaran pada
saluran pemasaran I lebih rendah dibandingkan saluran pemasaran II. Namun,
saluran pemasaran I memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dibandingkan
saluran pemasaran 2. Hal ini terlihat dari nilai persentase biaya pemasaran
terhadap harga jual bawang merah yang lebih rendah pada saluran pemasaran I
dibandingkan saluran pemasaran II. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
meskipun keduanya sama-sama efisien, saluran pemasaran I lebih efisien karena
biaya yang dikeluarkan oleh petani lebih sedikit dibandingkan saluran pemasaran
II yang memiliki rantai pemasaran yang lebih panjang.
Dan Nilai elastisitas transmisi harga bawang merah di Desa Wanasaba
Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur adalah sebesar 1,311 atau ET >
1 yang berarti laju perubahan harga bawang merah di tingkat petani lebih kecil
atau lebih lambat daripada laju perubahan harga Bawang merah di tingkat
pedagang pengecer, dimana apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1% di tingkat
pedagang pengecer hanya akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1,311%
di tingkat petani, sehingga sistem pemasaran di desa wanasaba kecamatan
wanasaba kabupaten lombok timur masih tergolong belum efisien.di lihat dari
nilai elastisitas transmisi harga yang lumayan tinggi jadi bisa di katakan sudan
efisien dan tergolong dalam pasar persaingan sempurna.Distribusi margin pada
saluran I adalah 12.3%, yang berarti 12,3% dari total margin pemasaran
digunakan untuk biaya pemasaran. Distribusi margin pada saluran II adalah 15%,
yang berarti 15% dari total margin pemasaran digunakan untuk biaya pemasaran.
Dengan demikian, Saluran II memiliki distribusi margin yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Saluran I, ini menunjukkan bahwa proporsi yang lebih kecil
dari total margin pemasaran digunakan sebagai biaya pemasaran dalam Saluran I.
Ini dapat menunjukkan tingkat efisiensi yang lebih baik dalam pengeluaran biaya
pemasaran pada Saluran I. Dari hasil analisis tersebut dapat di simpilkan bahwa
pemasran yang ada di Desa Wanasaba Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok
Timur bisa di katakan Efisien.