Analisis Nilai Tambah dan BEP (Break Event Point) Agroindutri Keripik Ubi Ungu di Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto
Abstract
Kecamatan Pacet adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto yang, berada di kaki dan lereng Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan dengan ketinggian rata-rata 600 meter di atas permukaan laut. Hal tersebut menempatkan Pacet sebagai salah satu daerah wisata yang diperhitungkan di Jawa Timur. Pemandian air panas, kolam renang, dan arung jeram dapat ditemukan di daerah ini. Air Terjun dan wana wisata merupakan pilihan lain bagi penikmat panorama alam yang sejuk dan bebas polusi, maka dari itu banyak masyarakat yang memanfaatkan daerah wisata tersebut sebagai ladang bisnis seperti jajanan keripik dan lain-lain yang mana di kecamatan pacet juga adalah sentra dari tanaman umbi-umbian, selaku peneliti sengaja mengambil penelitian yang bertemakan “Analisis keripik ubi ungu yang ada di daerah tersebut”, dan peneliti mengambil penelitian bertujuan untuk: 1) Menganalisis besar pendapatan usaha keripik ubi ungu yang dihasilkan. 2) Untuk mengetahui nilai tambah (value edded) agroindustri keripik ubi ungu di Kecamatan Pacet. 3) Untuk mengetahui analisis efesiensi pada produksi keripik ubi ungu.
Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu secara acak, dimana semua produsen keripik ubi ungu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel, karena tidak diketahui pasti berapa banyak pengusaha/penjual keripik ubi ungu yang berada di Kec. Pacet, oleh karena itu dalam pengambilan sampel digunakan purposive sampling sedangkan jumlah dari sampel yang akan diambil yaitu dengan menggunakan metode quota sampling, Daerah penelitian ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Jawa Timur merupakan salah satu propinsi sentra produksi ubijalar, realita di lapang tiga kabupaten tertinggi luasan ubijalar adalah: kabupaten Magetan, kabupaten Malang dan kabupaten Mojokerto. Sengaja dipilh kabupaten Mojokerto karena banyak petani ubijalar bermitra dengan pedagang dalam pengelolaan usahataninya atas dasar nilai kepercayaan (non formal) yang mana peneliti memfoluskan pada penelitian olahan pasca panen ubi jalar ungu menjadi keripik. Kemudian di pilih berbagai desa sekitar kecamatan Pacet baik yang memproduksi maupun yang hanya menjual olahan keripik ubi ungu tersebut.
Dari pemetaan lahan kritis di Kecamatan Pacet terdapat 4927,11 ha (50,1 %) lahan kritis yang tergolong ringan, 3384 ha(43,4 %) lahan kritis yang tergolong ringan , 965,17 ha (9,8 %) lahan kritis yang tergolong sedang, 489,99 ha (5 %) lahan kritis yang tergolong berat, dan 59,57 ha (0,6 %) lahan kritis yang tergolong sangat berat.Dari hasil penelitian, diperoleh skenario optimasi lahan perkotaan Pacet meliputi kombinasi luas lahan pertanian sebesar 492,43 Ha, lahan permukiman sebesar 218,36 Ha, lahan kawasan pariwisata 114,20 Ha dan lahan perdagangan dan jasa sebesar 1,41 Ha.
Berdasarkan hasil analisis serta pembahasan yang dijelaskan yaitu:
1 Hasil pendapatan yang diterima pada usaha keripik ubi ungu pacet yaitu dengan nilai Biaya total sebesar Rp. 225.669 dan penerimaan dalam satu kali produksi Rp.366.066 berdasarkan kedua komponen tersebut, dapat diketahui nilai pendapatan pengusaha keripik ubi ungu dalam satu kali produksi yaitu sebesar Rp.140.397 atau dengan R/C Ratio 1,62 dan BEP harga sebesar Rp.6.455 serta BEP volume sebesar 22,38 kg/produksi.
2 Pemasaran produk keripik ubi ungu ini sudah dianggap efesien dikarenakan pada tabel 17 diperoleh hasil rata-rata untuk tingkat efisiensi adalah sebesar 1,62. R/C Ratio yang berarti setiap penambahan Rp.1,00 biaya produksi akan meningkatkan penerimaan sebesar Rp.1,62, sehingga agroindustri keripiki ubi ungu ini sudah efisien dan layak untuk diusahakan.
3 Nilai tambah yang dihasilkan pada pemasaran keripik ubi ungu pacet yaitu dengan rumus (Nilai produk-Harga bahan baku-Input biaya lain) = (30.819-3.000-6.714) dan hasil dari rumus tersebut yaitu Rp.21.105/Kg. Dan keuntungan yang didapat pada pemasaran keripik ubi ungu pacet yaitu 65,47%.
saran yang ditemukan berdasarkan hasil temuan penelitian yang dilakukan pada pemasaran keripik ubi ungu pacet beberapa diantaranya adalah Para pengusaha keripik ubi ungu hendaknya membentuk sebuah paguyuban dimana dengan adanya paguyuban tersebut memberikan kemudahan kepada pengusaha untuk berkomunikasi dan bekerjasama dalam memecahkan permasalahan terkait usaha keripik ubi ungu seperti pasokan bahan baku yang akan didapatkan, strategi pemasaran, design produk dan sebagainya.
Kata Kunci : Analisis, Nilai Tambah dan BEP (Break Event Point), Agroindutri Keripik Ubi Ungu