Analisis Efisiensi Pemasaran Bawang Merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang
Abstract
Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang cukup strategis mengingat fungsinya sebagai bahan pangan pokok di Indonesia. Sebagai sayuran unggulan nasional, keragaman produksi dan konsumsinya selalu menjadi perhatian para pemangku kepentingan. Tahun 2014, konsumsi bawang merah per kapita di Indonesia mencapai 2,48 kilogram per tahun, mengalami peningkatan 20% dibandingkan tahun 2013 yang hanya sebesar 2,06 kilogram. Dengan peningkatan kosumsi tersebut menunjukkan bahwa tingginya permintaan pasar akan bawang merah di Indonesia. Kecamatan Ngantang merupakan salah satu daerah yang memproduksi produk pertanian khususnya pada tanaman hortikultura. Komoditi tanaman tertinggi (kuintal) di Kecamatan Ngantang, tahun 2018 - 2020 yakni bawang merah yang mencapai 445,164, cabai rawit 67,300, kubis 47,333, kembang kol 41,403, kentang 36,150 yang menunjukkan bahwa bawang merah merupakan tanaman mayoritas yang ditanam di wilayah tersebut dengan jumlah total produksi dari tahun 2018-2020 sebesar 445,164 kuintal. Dalam sistem pemasaran bawang merah sering terjadi perbedaan harga yang tinggi antara petani dengan konsumen. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh panjangnya rantai pemasaran sehingga mengakibatkan tingginya biaya pemasaran yang dikeluarkan pada akhirnya dibebankan harga beli yang tinggi oleh konsumen. Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui saluran pemasaran bawang merah yang terdapat di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. (2) Untuk mengetahui fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan masing-masing lembaga pemasaran bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. (3) Untuk mengetahui efisiensi pemasaran bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.
Penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Desa Purworejo dipilih karena desa tersebut merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Ngantang yang memiliki komoditi bawang merah yang potensial. Penelitian dilakukan pada bulan April – Juni 2023. Metode penelitian pada sampel petani menggunakan Random Sampling atau penarikan sampel secara acak sederhana dimana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel tanpa memperhatikan strata/kriteria tertentu. Apabila jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka 20 – 25% populasi tersebut dapat dijadikan sampel (Sugiyono. 2002), yang mana ditemukan jumlah petani bawang keseluruhan 152 responden. Oleh karena itu jumlah responden yang akan di teliti sebanyak 38 orang di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Sedangkan jumlah pada lembaga pemasaran adalah 51 orang yang terbagi tengkulak (6), pedagang besar (11), dan pedagang pengecer (34) yang menggunakan metode snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang awal jumlahnya sedikit kemudian menjadi besar ibarat bola salju yang menggelinding. Teknik bola salju ini diawali dengan menetapkan satu atau beberapa orang informan kunci untuk dilakukan interview secara bertahap dan berproses. Kemudian peneliti memberikan arahan agar mengerah ke informan selanjutnya yang memiliki pengalaman serta pengetahuan terhadap penjualan bawang merah. Dalam proses pengumpulan data dari daerah penelitian, dilakukan dengan beberapa langkah yaitu observasi, wawancara, kuesioner serta dokumentasi. Metode analisis data dilakukan melalui deskriptif kuantitatif dan analisis data kuantitatif menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap saluran pemasaran di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang ditemukan 3 saluran pemasaran, yaitu : Saluran Pemasaran I (Petani – tengkulak – pedagang besar – pedagang pengecer) Saluran Pemasaran II (Petani – pedagang besar – pedagang pengecer) Saluran Pemasaran III (Petani – pedagang pengecer). Perolehan margin pemasaran pada masing-masing pemasaran diantaranya pada saluran pemasaran I diperoleh margin pemasaran sebesar Rp. 8.128/kg dan farmer’s share yang diterima petani 68,94%. Saluran pemasaran II diperoleh margin pemasaran sebesar Rp. 7.033/kg dan farmer’s share yang diterima petani 72,09%. Saluran pemasaran III diperoleh margin pemasaran sebesar Rp. 5.750/kg dan farmer’s share yang diterima petani 76,02% . Hasil analisis efisiensi pemasaran yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dalam integritas pasar saluran I dari ketiga persamaan tidak ada pengaruh persamaan antara harga ditingkat petani dengan pedagang tengkulak, tengkulak dengan pedagang besar, dan pedagang besar dengan pedagang pengecer. Pada saluran II dari kedua persamaan terdapat satu yang memiliki pengaruh persamaan harga jual yakni pada pedagang besar dengan pengecer dan tidak terdapat persamaan antara harga jual ditingkat petani dan pedagang besar. Pada saluran III hanya memiliki satu persamaan yakni petani dengan pedagang pengecer yang terdapat pengaruh persamaan harga jual antara harga jual tingkat petani dan pedagang pengecer. Dari hasil perhitungan analisis elastisitas transmisi harga diperoleh 2.090 yang mana nilai Et >1, maka laju perubahan harga di tingkat petani lebih besar dibandingkan dengan laju perubahan harga ditingkat pedagang pengecer, dapat diinterpretasikan jika perubahan harga bawang merah naik sebesar 1% ditingkat pengecer maka akan meningkatkan harga produsen sebesar 2.090%. Dari interpretasi di atas menunjukkan bahwa pemasaran bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang sistem pemasaran belum efisien. Pasar yang berlaku adalah pasar persaingan tidak sempurna dan bentuk pasarnya mengarah ke Monopoli.
Pada kegiatan-kegiatan dari fungsi-fungsi lembaga pemasaran bawang merah dari petani hingga tingkat pedagang pengecer. Ditemukan bahwa semua lembaga pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasaran. Pembelian, fungsi ini dilakukan oleh pedagang tengkulak, pedagang besar, pedagang pengecer dan konsumen. Penjualan, fungsi penjualan dilakukan oleh petani dan juga oleh semua lembaga pemasaran. Transportasi, fungsi transportasi dilakukan oleh tengkulak, pedagang besar, pedagang pengumpul. Tenaga kerja, ini dimaksudkan untuk mengerjakan semua pekerjaan yang dilakukan oleh lembaga pemasaran seperti tengkulak, pedagang besar, pedagang pengumpul, dan pedagang pengecer.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil analisis efisiensi pemasaran bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang dari saluran pemasaran yang lebih efisien adalah saluran III karena memiliki saluran pemasaran yang lebih pendek. Dilihat dari nilai margin share nya yang efisien adalah pada saluran pemasaran III dengan nilai margin share 5.750 karena nilai share nya lebih rendah dari saluran I dan II. Dilihat dari nilai farmer’s share nya dapat dikatakan efisien adalah saluran pemasaran III 76,03 karena nilai share nya lebih tinggi dari saluran I dan II. Dilihat dari elastisitas transmisi harga yang dapat dikatakan efisien adalah saluran pemasaran III karena nilai elastisitasnya 1,218 yang lebih mendekati 1 dari pada saluran pemasaran I dan II. Maka, dari hasil yang diperoleh diatas dapat dikatakan bahwa saluran pemasaran yang paling efisien adalah saluran pemasaran III.
Saran yang dapat diberikan bagi petani yaitu karena tuntutan di era modern saat ini mengharuskan untuk petani agar selalu update terhadap informasi mengenai bawang merah khususnya pada informasi harga jual, mengingat harga jual bawang merah yang fluktuatif setiap harinya sehingga petani dapat mengambil keputusan yang tidak merugikan dalam proses transaksi bawang merah. Petani yang jumlah produksi bawang merahnya sedikit, sebaiknya petani bawang merah Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang memiliki suatu badan pada bidang pemasaran sehingga ketika menjual hasil produksinya tidak bergantung hanya pada pedagang tengkulak atau petani menjual langsung hasil produksinya secara langsung ke konsumen akhir.
Kata Kunci : Analisis, Efisiensi Pemasaran, Bawang Merah