Motivasi Mahasiswa untuk Menikah pada Masa Perkuliahan (Studi Kasus Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2016 Universitas Islam Malang)
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya mahasiswi yang telah
menikah pada masa perkuliahan. Mahasiswi yang telah menikah tetap dapat
menjalankan tugasnya sebagai mahasiswi dengan baik. Suatu kasus menikah muda
di kalangan mahasiswi menjadi kejadian unik dan menarik yang dilihat dari sisi
motivasinya. Dalam hal ini, peneliti ingin mengetahui tentang motivasi mahasiswi
melaksanakan pernikahan masa perkuliahan (Studi Kasus Mahasiswi Program
Studi Pendidikan Agama Islam Angkatan 2016 Universitas Islam Malang)..
Fokus penelitian yang diteliti antara lain adalah tentang motivasi mahasiswi
untuk menikah pada masa perkuliahan, pembagian peran mahasiswi dalam
menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswi sekaligus istri, dan kendala yang
dirasakan oleh mahasiswi yang telah menikah pada masa perkuliahan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan motivasi mahasiswi
untuk menikah pada masa perkuliahan, pembagian peran mahasiswi dalam
menjalankan kewajibannya menjadi seorang mahasiswi sekaligus istri, dan
menjelaskan kendala yang dirasakan oleh mahasiswi yang telah menikah pada masa
perkuliahan.
Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian dengan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif dan menggunakan jenis penelitian studi kasus.
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswi
angkatan 2016 Program Studi Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas
Islam Malang. Dalam penelitian ini terdapat empat subjek penelitian, yaitu
mahasiswi yang telah menikah pada masa perkuliahan.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua motivasi mahasiswi
untuk menikah pada masa perkuliahan, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi instrinsi atau motivasi yang berasal dari dalam diri mahasiswi
adalah terhindar dari maksiat dan zina, keinginan tersendiri untuk menikah, ingin
memiliki penyemangat hidup dan kuliah. Sedangkan motivasi ekstrinsik atau
motivasi yang berasal dari dalam diri mahasiswi yaitu mendapatkan restu dan
dukungan dari orang tua, keyakinan dengan suami, dan dukungan lingkungan
masyarakat setempat. Menjalani kedua peran, baik sebagai mahasiswi dan sebagai
seorang istri menjadikan mereka untuk mengatur waktu dengan baik, melaksanakan
kegiatan sesuai dengan jadwalnya, fokus terhadap perkuliahannya sebab suami
sedang bekerja di luar kota, serta dengan fokus terhadap perkuliahan tidak
menjadikan mereka mengesampingkan perannya sebagai seorang istri. Kendala
yang dirasakan dalam menikah pada masa perkuliahan adalah karena faktor
kehamilan yang menjadikan perkuliahannya sedikit terhambat tetapi tidak
menjadikannya meninggalkan perkuliahan tersebut. Selain dari faktor kehamilan
keempat subjek merasa tidak ada kendala karena mereka juga mendapatkan
3
dukungan oleh suami masing-masing. Selain itu mereka lebih merasakan
manfaatnya dengan menikah pada masa perkuliahan seperti merasa aman, belajar
dewasa, dan belajar bertanggung jawab.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai saran yaitu bagi mahasiswi atau
mahasiswa yang ingin menikah pada masa perkuliahan hendaknya mempersiapkan
diri dengan baik. Memikirkan dan mengetahui kendala atau manfaat yang akan
dihadapi setelah menikah. Sehingga dengan menikah bukan merupakan suatu
hambatan untuk menyelesaikan pendidikan atau perkuliahan.