Peran Kepribadian Guru Agama dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Santri di TPQ Al-Hidayah Purwodadi Tirtoyudo Malang
Abstract
Dalam mendidik, pendidik adalah peran utama dalam memberi pengajaran
dan memberikan ilmu namun masih banyak lagi peran seorang pendidik. Seorang
pendidik harus memberikan ilmu, membimbing, mengarahkan, melatih dan
mengevaluasi peserta didik. Peserta didik tidak hanya memerlukan sebuah materi
saja namun juga membutuhkan suatu kepribadian yang baik, dengan demikian
dalam membentuk suatu kepribadian yang baik untuk peserta didik, peran
pendidik harus ada untuk memberikan model dan teladan mengenai kepribadian
yang baik.
Dari hasil observasi, pendidik Agama ialah seseorang yang berperan
utama untuk membentuk kepribadian peserta didik di TPQ. Seorang pendidik
Agama di harapkan mampu dalam membentuk kepribadian peserta didik yang
mempunyai akhlakul karimah, disiplin, sopan dan santun, sehingga peserta didik
mampu melakukan kegiatan-kegiatan dalam pendidikan di TPQ. Dengan
demikian seorang pendidik harus memberikan bimbingan, model dan tauladan
yang baik bagi peserta didik dalam kebiasaan tingkah laku, sikap dan cara bertutur
kata. Maka dari sini pentingnya seorang pendidik memiliki kepribadian yang baik
dalam menentukan keberhasilan peserta didik dalam meraih cita-cita peserta didik
di TPQ Al-Hidayah Purwodadi Tirtoyudo Malang.
Dari latar belakang maka peneliti mempunyai fokus penelitian, tentang
bagaimana Bagaimana peran kepribadian guru Agama sebagai model dan teladan
dalam meningkatkan motivasi belajar santri, dan apa faktor yang menghambat dan
mendukung peran kepribadian guru Agama sebagai model dan teladan dalam
meningkatkan motivasi belajar santri.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran
kepribaduian guru sebagai model dan teladan serta apa yang menjadi penghambat
dan pendukung dalam meningkatkan motivasi belajar santri di TPQ Al-Hidayah
Purwodadi Tirtoyudo Malang.
Untuk mencapai tujuan diatas maka peneliti melakukan jenis penelitian
kualitatif, prosedur pengumpulan data menggunakan metode observasi, yaitu
pengamatan yang merupakan aktivitas penelitian fenomena yang dilakukan secara
sistematis, metode wawancara yang merupakan metode pegumpulan data dengan
menggunakan jalan Tanya jawab secara lisan dengan sumber penelitian, dan
metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan-catatan, laporan-laporan, agenda, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, peran kepribadian guru akan dikatakan baik apabila
peserta didik tertib dalam melakukan kegiatan, sopan dan santun serta mempunyai
tutur kata yang baik, yang didapatkan dari peran seorang pendidik.
Dan berdasarkan apa yang dilakukan seorang pendidik Agama dalam
membentuk suatu kepribadian peserta didik dengan cara menggunakan metode
dan tauladan yang baik, berinteraksi dan selalu menjaga komunikasi
menggunakan bahasa yang halus dengan peserta didik untuk memberikan
motivasi belajar.
Faktor-faktor yang mendukung usaha diatas yakni adanya dukungan dari
semua pihak, lembaga/yayasan, pendidik, peserta didik/santri, sarana dan
prasarana serta sebagaian masyarakat, lingkungan sosial sehingga semua program
berjalan dengan baik, sedangkan faktor-faktor yang menghambat usaha-usaha
tersebut adalah dari semua faktor yang menghambat baik faktor internal maupun
faktor eksternal, serta keadaan latar belakang pendidikan dalam keluarga,
sebagaian masyarakat, lingkungan sosial yang kurang mendukung dikarenakan
kebudayaan, sehingga menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan programprogram.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai saran-saran yaitu harus lebih
meningkatkan keaktifan dan kereatifan pendidik dalam meningkatkan motivasi
belajar peserta didik dalam membentuk kepribadian. Hendaknya dalam bekerja
sama lebih kompak lagi antara guru-guru dalam memadukan dan menggabungkan
aspek positif dari beberapa kreasi dan inivasi yang sudah ada agar bisa
memberikan motivasi belajar peserta didik yang lebih baik di TPQ Al-Hidayah
Purwodadi Tirtoyudo Malang.