Penerapan Model Pembelajaran SSCS (Search-Solve-Create-Share) untuk Meningkatkan kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas 8 SMP Negeri 25 Malang pada Materi Statistika
Abstract
Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan peserta didik dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya secara lisan atau tertulis tentang apa yang mereka kerjakan pada matematika. Kemampuan komunikasi matematis menjadi salah satu hal yang penting untuk dimiliki peserta didik karena dengan komunikasi matematis peserta didik dapat memecahkan masalah dan dapat mengubah uraian ke model matematika begitu juga sebaliknya. Kesulitan peserta didik dalam penerapan rumus, dan penulisan penyelesaian masalah pada materi statistika tentunya tidak terlepas dari kemampuan komunikasi matematis yang rendah dan dalam proses pembelajaran masih banyak beberapa peserta didik pasif, sehingga peserta didik tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Sebagai upaya mengatasi masalah tersebut, peneliti peneliti menerapkan model pembelajaran SSCS (Search-SolveCreate-Share) pada materi statistika karena model ini menuntut peserta didik untuk aktif. Model pembelajaran SSCS terdiri dari 4 fase, yaitu fase search (peserta didik mengidentifikasi masalah), fase solve (peserta didik mencari alternatif dalam menyelesaikan masalah), fase create (peserta didik menyimpulkan alternatif jawaban dari permasalahan), fase share (peserta didik mempresentasikan hasil pemecahan masalah). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran SSCS (Search-Solve-Create-Share) dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi statistika kelas VIII-B SMP Negeri 25 Malang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap penelitian yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, 4) Refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII-B yang berjumlah 28 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui hasil observasi kegiatan pendidik dan peserta didik, hasil tes akhir siklus, dan wawancara. Indikator keberhasilan yang digunakan yaitu 1) persentase kegiatan pendidik dan peserta didik ≥ 75% masuk dalam kriteria baik ; 2) > 75% peserta didik mendapat nilai tes komunikasi matematis lebih dari nilai ≥ 70 ; 3) Melalui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran SSCS ≥ 60%. Teknik analisis data yang digunakan meliputi : (a) mereduksi data berarti merangkum dam memilih hal-hal pokok, (b) penyajian data yang dilakukan dengan uraian informasi yang singkat, dan (c) kesimpulan dan verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran SSCS (Search-Solve-Create-Share) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi statistika dengan tahapan pembelajaran sebagai berikut : (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti yang mencangkup tahap Search, Solve, Create, Share, (3) kegiatan penutup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil observasi kegiatan pendidik pada siklus I yaitu 69% dengan taraf keberhasilan “Baik” dan meningkat menjadi 85,5% pada siklus II dengan taraf keberhasilan “Sangat Baik”, hasil observasi kegiatan peserta didik pada siklus I yaitu 65% dengan taraf keberhasilan “Baik” dan meningkat menjadi 83% pada siklus II dengan taraf keberhasilan “Sangat Baik”, hasil tes akhir siklus pada siklus I yaitu 32,14% dan meningkat 75% pada siklus II, dan hasil wawancara pada siklus I mencapai 50% meningkat menjadi 83,3% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka tindakan dihentikan dan penelitian berhasil dikarenakan terdapat adanya peningkatan pada siklus II dan telah memenuhi kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran SSCS (Search-Solve-Create-Share) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas VIII-B SMP Negeri 25 Malang pada materi statistika.
Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematis dan Model Pembelajaran SSCS.