Preferensi Masyarakat dalam Mengonsumsi Nasi Jagung Sebagai Alternatif Pangan Sumber Karbohidrat Pengganti Beras di Kota Malang
Abstract
Nasi jagung merupakan salah satu bentuk diversifikasi pangan berbasis jagung yang berpotensi sebagai alternatif pangan sumber karbohidrat pengganti beras. Namun potensi ini masih belum dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat di Indonesia khususnya masyarakat di Kota Malang. Berdasarkan data BPS tahun 2022 yang menunjukkan bahwa jumlah konsumsi nasi jagung di Kota Malang hanya sebesar 0,009 kg perkapita seminggu atau hanya 32,13 Kkal/kapita/hari sedangkan menurut AKG jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh sebesar 2.100 Kkal/kapita perhari. Hal ini dikarenakan setiap masyarakat memiliki preferensi masing-masing dalam mengonsumsi sumber karbohidratnya. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui bagaimana preferensi masyarakat terhadap nasi jagung. 2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam mengonsumsi nasi jagung sebagai alternatif pangan sumber karbohidrat pengganti beras.
Penelitian ini dilakukan di Kota Malang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel accidental sampling dimana penggunaan metode ini dikarenakan jumlah populasi masyarakat di Kota Malang yang mengonsumsi nasi jagung belum diketahui sehingga untuk menentukan responden maka peneliti menggunakan teori Naresh K Maholtra yaitu untuk menentukan sample digunakan rumus mengalikan jumlah indikator dengan 5. Dari hasil perhitungan maka sample yang digunakan adalah 80 responden. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Metode analisis data yaitu menggunakan matode analisis konjoin untuk mengetahui preferensi masyarkat dan menggunakan metode regresi logistik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam mengonsumsi nasi jagung.
Dari hasil analisis preferensi masyarakat diketahui bahwa produk nasi jagung yang cenderung disukai oleh masyarakat adalah produk dengan jenis nasi jagung yang memiliki sedikit campuran beras dengan rasio antara jagung dan beras adalah 2:1, memiliki rasa yang manis, tekstur yang pulen serta harga yang murah yaitu <Rp. 10.000/ porsi dengan lauk dasar. Nilai kepentingan produk terbesar adalah pada atribut rasa dengan nilai 40,000 yang artinya bahwa rasa merupakan atribut yang paling penting dan menjadi alasan utama masyarakat dalam melakukan konsumsi nasi jagung. Sedangkan nilai kepentingan produk terendah merupakan atribut jenis dan harga yang memilikii nilai kepentingan sebesar 12,000 yang artinya bahwa jenis dan harga menjadi alasan terakhir bagi masyarakat untuk memilih mengonsumsi nasi jagung sebagai sumber karbohidrat pengganti beras.
Pada hasil analisis regresi logistik secara simultan seluruh variabel berpengaruh signifikan namun secara parsial diketahui dari total 6 variabel yang diujikan, terdapat 5 variabel yang berpengaruh nyata terhadap preferensi masyarakat dalam mengonsumsi nasi jagung. Variabel-variabel tersebut diantaranya variabel manfaat (Z2) dengan nilai signifikansi 0,000, motivasi (Z3) dengan nilai signifikansi 0,028, budaya (Z4) dengan nilai signifikansi 0,016, harga (Z5) dengan nilai signifikansi 0,018, dan gaya hidup (Z6) dengan nilai signifikansi 0,002.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan kepada pelaku usaha nasi jagung serta industri-industri pangan pokok khususnya nasi jagung dapat memperhatikan atribut-atribut yang menjadi preferensi masyarakat seperti produk memiliki sedikit campuran beras dengan perbandingan jagung dan beras adalah 2:1, memiliki rasa yang manis dengan tekstur yang pulen serta memiliki harga yang murah yaitu < Rp.10.000/porsi dengan lauk dasar. Selain itu, pengembangan penelitian perlu dilakukan dengan menambahkan variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian seperti variabel kesehatan, persepsi dan keputusan konsumsi.
Kata Kunci : Preferensi, Nasi Jagung, Alternatif Pangan Sumber Karbohidrat