Internalisasi Nilai Karakter Islam Oleh Organisasi Divisi Pendidikan dalam Meningkatkan Budaya Religius di Pondok Pesantren Putri Nurul Ulum Blitar
Abstract
Dunia pendidikan termasuk pondok pesantren harus memiliki karakter
Islam yang tertanam pada peserta didik. Tidak hanya menonjolkan karakter
Islam saja akan tetapi juga kegiatan religius yang sudah kental di lingkungan
pesantren. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi pondok pesantren putri Nurul
Ulum Blitar untuk senantiasa menginternalisasikan nilai karakter Islam dalam
meningkatkan budaya religius. Oleh karena itulah dibutuhkan sekelompok
penggerak untuk membantu menjalankan serta mewujudkan proses tersebut.
Berdasarkan observasi awal, bahwasannya pondok pesantren bekerjasama
dengan organisasi divisi pendidikan yang bertugas sebagai penggerak untuk
mewujudkan tujuan pondok pesantren tersebut.
Dari latar belakang penelitian diatas maka peneliti merumuskan masalah,
yakni tentang bagaimana proses internalisasi nilai karakter Islam tersebut
dilakukan untuk meningkatkan budaya religius, faktor-faktor apa saja yang
menjadi penghambat, dan dampak yang terjadi pada diri santri setelah oganisasi
divisi pendidikan menjalankan proses tersebut. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan tentang bagaimana proses internalisasi nilai karakter
Islam tersebut dilakukan untuk meningkatkan budaya religius, faktor-faktor apa
saja yang menjadi penghambat, dan dampak yang terjadi pada diri santri setelah
oganisasi divisi pendidikan menjalankan proses tersebut.
Agar terwujudnya tujuan diatas penelitian dilakukan dengan jenis
penelitian kualitatif. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap sasaran,
metode wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab secara lisan dengan sumber penelitian, dan metode dokumentasi yaitu
proses pencarian data mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan penelitian.
Dari penelitian ini didapatkan hasil termuan penelitian bahwasannya
kegiatan-kegiatan yang dirumuskan oleh divisi pendidikan diantaranya sholat
berjamaah, puasa sunnah senin dan kamis, tadarus dan khataman Al-Qur’an,
istighosah dan tahlil, mengaktifkan kegiatan hari besar Islam, mentakzir santri
yang melanggar. Kemudian dampak dari kegiatan-kegiatan tersebut nilai
karakter Islam yang didapatkan adalah nilai iman, takwa, sabar, syukur,
istiqomah, ikhlas, tanggungjawab, amanah, lapang dada, dan lain sebagainya.
Kemudian dengan terlaksananya program kegiatan tersebut maka tercapailah
budaya-budaya religius di lingkungan pesantren sehingga tetap terlaksana
dengan baik dan maksimal. Fakor-faktor yang menjadi kendala dalam proses
tersebut antara lain, ketika pengurus tidak melaksanakan tanggungjawabnya
dengan baik juga santri yang masih kurang akan kesadaran, ketika waktu
penjengukan santri sehingga kegiatan-kegiatan keagamaan terhambat, dan etika
adanya kegiatan diluar seperti kegiatan ekstrakurikuler.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai saran yaitu tentang bagaimana
langkah kedepan dari pondok pesantren putri Nurul Ulum Blitar untuk dapat
mengembangkan program-program yang sudah dirumuskan agar lebih baik,
kemudian karakter Islam santri juga budaya religius terlaksana lebih baik lagi
dengan hasil yang memuskan.