Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Keaktifan Belajar Melalui Model Anchored Instruction (AI) dengan Metode Brainstorming Berbantuan Video Pembelajaran pada Materi Pola Bilangan Kelas VIII MTS Ma'arif Ketegan Tanggulangin
Abstract
Dalam pembelajaran matematika, pemilihan model pembelajaran perlu
diperhatikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik mata pelajaran
matematika MTs. Ma’arif Ketegan Tanggulangin, diperoleh hasil bahwa
rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis dan keaktifan belajar
dikarenakan penerapan model pembelajaran yang kurang efektif atau
pembelajaran masih berpusat pada pendidik (teacher centered).
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
kemampuan pemecahan masalah matematis dan keaktifan belajar peserta didik
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol; (2) untuk mengetahui mana yang lebih
baik kemampuan pemecahan masalah matematis dan keaktifan belajar peserta
didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol; (3) untuk mendeskripsikan
kemampuan pemecahan masalah matematis dan keaktifan belajar peserta didik
kelas eksperimen dan kelas kontrol; (4) Untuk mendeskripsikan keterkaitan antara
hasil analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian ini menggunakan metode kombinasi jenis sequential
explanatory. Penelitian kuantitatif menggunakan desain quasi experimental.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII MTs Ma’arif
Ketegan Tanggulangin. Sampel dipilih melalui teknik convenience sampling
sehingga diperoleh dua kelas, yaitu kelas VIII A sebagai kelas kontrol dan VIII D
sebagai kelas eksperimen. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan
pemecahan masalah matematis dan angket keaktifan belajar. Sedangkan penelitian
kualitatif menggunakan desain deskriptif kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari
hasil observasi dan wawancara. Analisis data kualitatif yang digunakan adalah
model Miles and Huberman yang terdiri dari reduction, display, dan conclusion
drawing/verification. Pada uji keabsahan data, uji kredibilitas yang digunakan
adalah teknik triangulasi sumber yaitu membandingkan data-data yang diperoleh
dari alat yang berbeda (hasil posttest, angket, wawancara, dan observasi)
Berdasarkan hasil analisis data kuantitatif dengan Software SPSS 23
menggunakan uji t dua pihak diperoleh nilai Sig. 2-tailed = 0,000 < 0,05 untuk
kemampuan pemecahan masalah matematis dan uji Mann-Whitney U dua pihak
diperoleh nilai Asymp. Sig (2 tailed) = 0,000 < 0,05 untuk keaktifan belajar
matematis. Hal ini berarti terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematis dan keaktifan belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sementara hasil analisis menggunakan uji t satu pihak diperoleh
untuk kemampuan pemecahan masalah matematis dan
uji Mann-Whitney U satu pihak diperoleh
untuk keaktifan belajar matematis, hal tersebut berarti bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematis dan keaktifan belajar lebih baik kelas eksperimen
daripada kelas kontrol. Sedangkan analisis data kualitatif menunjukkan bahwa
subjek penelitian kelas eksperimen lebih menguasai indikator-indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis dan keaktifan belajar.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan penelitian kuantitatif
dan kualitatif sebagai berikut. (1) Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematis dan keaktifan belajar yang signifikan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. (2) Kemampuan pemecahan masalah matematis dan keaktifan
belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. (3) Pencapaian
indikator kemampuan pemecahan masalah matematis dan keaktifan belajar oleh
subjek dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah pada kelas eksperimen lebih
unggul daripada kelas kontrol. (4) Hasil analisis data kualitatif mendukung,
melengkapi, dan memperkuat hasil analisis data kuantitatif.