Analisis Permintaan Rumah Tangga terhadap Kentang Provinsi Jawa Timur
Abstract
Sektor pertanian dan pangan memberikan kontribusi 13,70% pada PDB Indonesia tahun 2022. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan komoditas hortikultura karena letak geografisnya. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan komoditas pangan, tanaman komoditas pangan seperti umbi-umbian dan tanaman padi-padian mempunyai potensi pengembangan yang besar. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat terhadap komoditas pangan semakin meningkat. Produk komoditas pangan mempunyai kepentingan strategis yang besar dan harus dikembangkan lebih lanjut berdasarkan prioritas. Konsumsi pangan rumah tangga masih didominasi oleh komoditi beras (Fourtheria Munidestari, 2022). Oleh karena itu Kentang sebagai tanaman komoditas pangan strategis mempunyai implikasi penting bagi penyediaan pangan yang mendukung ketahanan pangan (Karjadi, 2016). Diversifikasi pangan dengan kentang menjadi upaya penting untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Kentang dapat menjadi sumber karbohidrat yang alternatif dan mudah diakses oleh masyarakat (D.A.S. Puspita, 2023). Jawa timur merupakan salah satu provinsi yang mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian di Indonesia. Pada tahun 2020 produksi kentang di Indonesia mencapai 1. 282. 768ton dengan rata-rata konsumsi per kapita sebesar 719 gram per minggu, meningkat menjadi 1. 361. 064ton pada tahun 2021 dengan rata-rata konsumsi per kapita sebesar 796 gram per minggu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi kentang per kapita di Indonesia pada tahun 2016 adalah 1,69 kilogram, sedangkan pada tahun 2022 turun menjadi 1,38kilogram dengan konsumsi tertinggi di wilayah Jawa Tengah sebesar 1,02kg per kapita per tahun sedangkan konsumsi terendah ada di wilayah Papua Barat sebesar 0,48kg per kapita per tahun. Peningkatan konsumsi kentang ini merupakan hal yang positif. Kentang merupakan sumber pangan yang bergizi dan terjangkau. Peningkatan konsumsi kentang dapat membantu meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang rumah tangga Provinsi Jawa Timur.
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur, pada bulan November-Desember 2023 Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperolah dari Suervei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS 2022). Data ini bersifat cross-sectional. Selain data SUSENAS, data juga diperoleh dari Badan Keamanan Pangan (BKP) Provinsi Jawa Barat dan sumber data lainnya. Metode analisis data menggunakan pendekatan Regresi Linier Berganda. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified two stage sampling. Two Stage Sampling merupakan metode yang paling sederhana, salah satu metode yang termasuk dalam Two Stage Sampling adalah Metode Penarikan Sampel Bergerombol Dua Tahap (Two Stage Cluster Sampling). Metode tersebut merupakan suatu metode penarikan sampel dua tahap, dimana pada tahap pertama dilakukan pemilihan atas sampel blok sensus dan pada tahap kedua dilakukan pemilihan rumah tangga. Pencacahan tersebut dilaksanakan pada bulan Maret-September, dengan total sampel Di Jawa Timur mencakup 32.454 rumah tangga.
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai permintaan rumah tangga terkait kebutuhan pangan kentang. Rata-rata jumlah konsumsi kentang dengan total pengeluaran konsumsi sebesar 1,31 kg/minggu. Serta rata-rata pendapatan sebesar Rp. 4.002.212,7. Berdasar penjelasan tersebut rata-rata konsumsi kentang menjadi yang terbesar dari umbi-umbian lainya.
Konsumsi kentang di Provinsi Jawa Timur tergolong rendah, yaitu hanya sebesar 25%. Artinya, hanya sekitar 25 dari 100 rumah tangga di Jawa Timur yang mengonsumsi kentang. Sementara itu, 75% rumah tangga di Jawa Timur tidak mengonsumsi kentang. Konsumsi kentang di Jawa Timur masih tergolong rendah karena masyarakat Jawa Timur pada umumnya sudah terbiasa mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Selain itu Harga kentang di Jawa Timur relatif lebih tinggi daripada harga beras. Hal ini dapat menyebabkan konsumen memilih untuk mengonsumsi beras daripada kentang.
Model permintaan pangan rumah tangga terhadap kentang di jawa timur sebagai berikut:
Y = 5878,13+ 0,042X1 + 0,061X2 (-0,028) X3 (-0,075) X4 + (-0,015) 0,194X5 + 0,194X6 + 0,061 X7 + 0,168 X8 +0,050 X9 + 0,027 X10 + 0,000 X11 + 58.914 X12 + e
Diketahui nilai koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,381. Besarnya angka koefisien determinasi (R Square) adalah 0,381 atau sama dengan 38,1%. Angka tersebut mengandung arti bahwa sebesar 38,1% variabel terikat (konsumsi kentang) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (harga beras, harga beras ketan, harga jagung pipilan, harga terigu, harga ketela pohon, harga ketela rambat, harga sagu, harga talas, harga kentang, harga gaplek, pendapatan dan jumlah anggota rumah tangga). Sedangkan sisanya (100%-38,1% = 61,9 %) dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model persamaan regresi ini atau variabel yang tidak diteliti. Model tersebut menghasilkan nilai F hitung 20,301>1,75 dengan signifikansi F 0,000< α 0,05 Hal ini menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas (harga beras, harga beras ketan, harga jagung pipilan, harga terigu, harga ketela pohon, harga ketela rambat, harga sagu, harga talas, harga kentang, harga gaplek, pendapatan dan jumlah anggota rumah tangga) berpengaruh signifikan terhadap permintaan pangan rumah tangga terhadap kentang.
Pemerintah harus memperhatikan terkait sektor pertanian tidak hanya komoditas padi, melainkan juga komoditas lain supaya petani lebih merasa diperhatikan sehingga petani lebih giat dalam bekerja dan menghasilkan berbagai makanan dari komoditas lainnya, karena itu juga berpengaruh terhadap pemerataan pangan yang bergizi, supaya masyarakat Jawa Timur bisa mengonsumsi makanan yang bergizi dan berprotein dari hasil para petani yang berfokus komoditas selain padi. bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat menambah variabel penelitian yang mempengaruhi keputusan konsumsi sehingga dapat memiliki berbagai macam referensi dalam merancang strategi yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga. Kata Kunci : Analisis, Permintaan Rumah Tangga, Kentang, Provinsi Jawa Timur