Analisis Pemasaran Jeruk Manis Pacitan di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu
Abstract
Jeruk manis (Citrus sinensis) Pacitan merupakan salah satu jenis jeruk manis terpopuler di Indonesia Diantara kelompoknya, jeruk manis Pacitan memiliki rasa paling manis. Usaha tani jeruk manis pacitan melibatkan serangkaian kegiatan pertanian untuk menanam, merawat, dan memanen jeruk manis. Proses ini dimulai dari pemilihan lahan yang sesuai, penanaman bibit jeruk manis, pemeliharaan tanaman, termasuk penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama. Petani juga perlu memantau kondisi cuaca dan tanah untuk memastikan pertumbuhan yang optimal. Pada saat yang tepat, jeruk manis pacitan dipanen dengan hati-hati untuk menjaga kualitas buah. Pasca-panen, langkah-langkah seperti pemrosesan, penyimpanan, dan pemasaran dapat menjadi bagian integral dari usahatani ini.
Pemasaran komoditas pertanian jeruk manis pacitan merupakan kegiatan/proses pengaliran dari produsen (petani) sampai ke konsumen/pedagang perantara (tengkulak, pengumpul, pedagang besar, dan pengecer). Soekartawi (2004) menyatakan ciri produk pertanian akan mempengaruhi mekanisme pemasaran. Oleh karena itu sering terjadi harga produksi pertanian yang dipasarkan menjadi fluktuasi secara tajam, dan kalau saja harga produksi pertanian berfluktuasi, maka yang sering dirugikan adalah di pihak petani atau produsen. Karena kejadian semacam ini maka petani atau produsen memerlukan kekuatan dari diri sendiri atau berkelompok dengan yang lain untuk melaksanakan pemasaran. Pemasaran Jeruk Manis Pacitan di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu melibatkan 3 pelaku pemasaran diantaranya adalah produsen, lembaga pemasaran, dan konsumen. Lembaga pemasaran yang terlibat adalah Tengkulak, pedagang besar dan pengecer. Terlibatnya 3 lembaga pemasaran tersebut menciptakan adanya pola pemasaran yang berbentuk saluran pemasaran berbeda.
Tujuan dari penelitian ini adalah 1.) Untuk mengetahui Saluran Pemasaran Jeruk Manis Pacitan di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu. 2.) Untuk mengetahui Biaya Pemasaran, Margin Pemasaran, Farmer’s Share Pemasaran Jeruk Manis Pacitan di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu. 3,) Untuk menganalisis efesiensi Pemasaran Jeruk Manis Pacitan di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Penelitian ini dilakukan pada bulan November dan Desember 2023 di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan cara sengaja (Purposive) dengan beberapa pertimbangan yaitu desa punten Kecamatan bumiaji kota batu merupakan desa yang masyarakatnya mengusahkan usaha tani jeruk manis.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah petani Jeruk Manis Pacitan yang berada di Desa Punten. Petani Jeruk Manis di Desa Punten teridentifikasi hanya ada 50 petani dan banyak juga petani lainnya akan tetapi tidak memiliki usahatani jeruk manis pacitan melainkan usahatani jeruk keprok, jeruk batu55 dan jeruk siam. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh petani jeruk manis pacitan. Sedangkan pedagang tengkulak, pedagang besar dan pedagang pengecer pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik snowball sampling. Metode analisis data dilakukan melalui deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tentang Analisis Pemasaran Jeruk Manis Pacitan di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Saluran pemasaran Jeruk Manis Pacitan terdapat 2 saluran pemasaran yakni:
Saluran Pemasaran I (Petani – Pedagang Tengkulak – Pedagang Besar – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir)
Saluran Pemasaran II (Petani – Pedagang Besar – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir)
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa nilai farmer’s share tertinggi pada saluran pemasaran I dengan jumlah 52,20% dikarenakan petani langsung menjual Jeruk ke pedagang besar tanpa pedagang perantara yaitu pedagang tengkulak. Nilai farmer’s share terendah pada saluran pemasaran II dengan jumlah 36,93%, dikarenakan terdapat pedagang perantara yaitu pedagang tengkulak. Analisis marjin total pemasaran saluran pemasaran I sebesar Rp.6.333 dan saluran II Rp.8.915. semakin kecil margin pemasaran yang ada, maka semakin efisien pemasaran tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Hanafie, 2010) , semakin besar margin pemasaran maka semakin tidak efisien sistem pemasaran tersebut dan sebaliknya apabila semakin kecil margin pemasaran yang dijalankan maka semakin efisien suatu saluran pemasaran tersebut. Sedangkan nilai efisiensi yang diperoleh dari saluran I yaitu 3,12% dan saluran II yaitu 6,14%. Menurut (Soekartawi, 2003) , kaidah keputusan pada efisiensi pemasaran ini adalah jika EP < 50% maka efisien dan EP > 50% maka tidak efisien. Kedua saluran dikategorikan tidak efisien karena kedua saluran memiliki nilai efisiensi EP > 50% yang menyatakan bahwa pemasaran semakin efisien apabila nilai Efisiensi Pemasaran (EP) semakin kecil. Namun dari kedua saluran pemasaran Jeruk di Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu saluran I merupakan saluran pemasaran yang paling efisien karena nilai EP lebih kecil dari nilai EP saluran II.
Dari hasil analisis efisiensi pemasaran di dapatkan bahwa dalam integritas pasar saluran I terdapat berpengaruh yang dimana antara petani dan pedagang besar dan pada saluran II terdapat berpengaruh antara harga jual pedagang tengkulak teradap harga jual pedagang besar dan juga terdapat berpengaruh antara harga jual petani teradap pedagang pengecer. Dari hasil analisis elastisitas transmisi harga didapatkan bahwa saluran pemasaran ini menggunakan sistem pasar monopsoni.
Kata Kunci : Analisis, Pemasaran Jeruk Manis Pacitan, Desa Punten Kecamatan Bumiaji Kota Batu