Abstract:
Dunia pendidikan termasuk sekolah yang mempunyai karakteristik
dinamik, karena pendidikan adalah suatu bentuk pelayanan pada masyarakat.
Sedangkan masyarakat sendiri kebutuhannya serubah-rubah. Terutama kebutuhan
religius di setiap masyarakat sangatlah berbeda. Inilah sebab munculnya sebuah
inovasi yang dikembangkan oleh Madrasah Tsanawiyah Almaarif 01 Singosari.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang berjiwa wirausaha
diharapkan mampu memahami dengan arif, kreatif terhadap model apa yang
dikembangkan sehingga dapat membangun generasi islami, berakhlakul karimah,
cerdas, dan qur’ani. Semua dapat dilakukan dengan menggembangkan keunggulan
lulusan baik dari segi Iptek maupun Imtaq. Supaya mampu bertahan hidup dan
dapat menciptakan lapangan kerja sendiri serta berwawasan luas tentang
kebangsaan. Maka dari sini pentingnya kreatifitas yang dikembangkan dengan
melakukan inovasi di seluruh komponen sekolah bertujuan untuk keberhasilan
siswa Madrasah Tsanawiyah 01 Singosari.
Dari latarbelakangi penelitian diatas dan berdasarkan masalah yang timbul
di masyarakat kesulitan dalam mendidik pendalaman agama seperti membaca AlQur’an dengan baik dan benar. Madrasah Tsanawiyah memberi kebijakan baru
untuk seluruh siswa yang berdomisili di rumah wajib mengikuti majelis ta’lim pagi.
Penulis menarik fokus penelitian berupa perencanaan untuk membuat madrasah
religi, inovasi pengelolaan sistem majelis ta’lim, hambatan dan dukungan untuk
menjalankan kegiatan tersebut.
Metode yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif prosedur
pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis
penelitian ini sendiri adalah studi kasus Hasil dari penelitian adalah perencanaan
yang dibuat yakni mengembangkan visi misi sekolah dan majelis ta’lim. Inovasi
yang dilakukan oleh sekolah menciptakan metode baca Al-Qur’an sesuai dengan
pesantren Ilmu Al-Qur’an dengan jam efektif selama 4 hari. Hambatan yang
terdapat saat memulai kegiatan kurangnya semangat siswa dalam mengikuti
kegiatan majelis ta’lim ini. Serta kurangnya motivasi dari orang tua dari peserta
didik. Banyak dukungan dari segala pihak karena banyaknya siswa yang tidak bisa
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.