Abstract:
Kemampuan penalaran matematis peserta didik dibutuhkan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berupa soal cerita. Peserta didik dikategorikan memiliki penalaran yang baik apabila memenuhi semua tahapan dan indikator penalaran matematis. Selain itu, peserta didik memiliki kemampuan penalaran matematis yang berbeda khususnya untuk kelompok MIPA, IPS, dan Bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil kemampuan penalaran matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita berdasarkan kelompok peminatan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pemilihan dengan pertimbangan tertentu. Subjek penelitian dipilih berdasarkan peserta didik yang memiliki kemampuan matematika tinggi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah tiga peserta didik kelas XI SMA Negeri 7 Malang yaitu 1 peserta didik kelompok MIPA, 1 peserta didik kelompok IPS, dan 1 peserta didik kelompok Bahasa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, wawancara, dan dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dilakukan menggunakan triangulasi teknik, yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Adapun teknik analisis data dilakukan melalui 3 tahap yaitu kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) peserta didik kelompok MIPA memiliki profil kemampuan penalaran matematis yang baik. Pada proses sensemaking cenderung melakukan representasi bentuk simbolik. Pada proses conjecturing, memberikan alasan logis yang mana sesuai dengan apa yang diketahui serta menggunakan model matematika untuk menentukan strategi penyelesaian. Pada proses convincing, sesuai dengan rencana strategi yang telah ditentukan dan cenderung menggunakan otak kiri sehingga mampu menguraikan langkah-langkah penyelesaian dan menggunakan rumus dengan tepat. Pada proses reflecting, mengevaluasi kembali hasil penyelesaian dan yakin sehingga hasil penyelesaian benar. Pada proses generalising, menggeneralisasikan kesimpulan dengan benar dan menggunakan simbol matematika; (2) peserta didik kelompok IPS memiliki profil penalaran yang baik. Pada proses sensemaking cenderung melakukan representasi bentuk visual dan simbolik. Pada proses conjecturing, memberikan alasan logis yang mana sesuai dengan apa yang diketahui serta menggunakan model matematika untuk menentukan strategi penyelesaian. Pada proses convincing, sesuai dengan strategi penyelesaian yang telah ditentukan dan tidak dituliskan proses menghitungnya namun hasil benar dan cenderung menggunakan otak kanan sehingga proses penyelesaian soal tidak menjawab secara lengkap. Pada proses reflecting, mengevaluasi kembali hasil penyelesaian dan yakin sehingga hasil penyelesaian benar. Pada proses generalising, menggeneralisasikan kesimpulan dengan benar dan menggunakan kata-kata; (3) peserta didik kelompok Bahasa memiliki profil penalaran yang kurang baik karena memenuhi semua indikator namun ada kesalahan dalam tahapan indikator. Pada proses sensemaking cenderung melakukan representasi bentuk visual dan simbolik. Pada proses conjecturing, memberikan alasan namun tidak tepat. Pada proses convincing, sesuai dengan strategi penyelesaian yang telah ditentukan namun terdapat kekeliruan dalam proses perhitungan. Pada proses reflecting, mengevaluasi kembali hasil penyelesaian namun kurang yakin sehingga hasil penyelesaian salah. Pada proses generalising, menggeneralisasikan kesimpulan menggunakan kata-kata namun salah.
Kata Kunci: Kemampuan Penalaran Matematis, Soal Cerita, Kelompok Peminatan.