Hubungan Tingkah Laku Seksual terhadap Kualitas Semen Segar Sapi Madura di Loka Pengujian Standar Instrumen Ruminansia Besar
Abstract
Program perbibitan sapi potong di LPSI Ruminansia Besar dengan cara seleksi pejantan dan penyebaran pejantan pemacek maupun semen beku untuk wilayah yang kekurangan pejantan. Pemilihan pejantan unggul sebagai pemacek dimulai dari penampungan untuk mendapatkan semen segar dan dilakukan uji kualitas semen segarnya sekaligus mengamati tingkah laku seksualnya.
Penelitian ini dilaksanakan di Loka Pengujian Standar Instrumen (LPSI) Ruminansia Besar Grati Pasuruan pada bulan Februari 2024 sampai dengan April 2024 dengan menggunakan data tingkah laku seksual dan kualitas semen segar pada bulan Juni 2023 sampai dengan bulan September 2023. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkah laku seksual yang digambarkan dengan pencapaian angka lama waktu yang dibutuhkan untuk libido, waktu ereksi dan lama ejakulasi terhadap kualitas semen segar pada Sapi Madura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan mengumpulkan data tingkah laku seksual yaitu lama libido, waktu ereksi, dan lama ejakulasi serta data pemeriksaan kualitas semen segar. Pengumpulan data tingkah laku seksual dilakukan sebanyak 4 ekor sapi Madura dan dilakukan pengumpulan data sebanyak 8 kali ulangan untuk masing-masing pejantan, selain itu data uji kualitas semen segar untuk mengetahui jumlah volume, total spermatozoa dan total spermatozoa motil. Persyaratan pejantan yang digunakan dalam penelitian yaitu pada awal studi kasus pada umur ± 2-2,5 tahun. Variabel dalam penelitian ini meliputi tingkah laku seksual (libido, waktu ereksi, lama ejakulasi) dan kualitas semen segar (volume, total spermatozoa, dan total spermatozoa motil). Hubungan antar tingkah laku seksual dengan kualitas semen segar dianalisis menggunakan korelasi Pearson. Kontribusi variabel tingkah laku seksual terhadap variabel kualitas semen segar dapat diketahui dari koefisien determinasi (kd), dan kekuatan hubungan antar variabel penelitian dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi (r), selanjutnya dilakukan analisi regresi sederhana untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) apabila variabel bebas mengalami kenaikan atau penurunan.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (P>0,05) antara tingkah laku seksual dengan kualitas semen segar pada semua individu Sapi Madura. Data hasil penelitian menunjukkan waktu tingkah laku seksual paling cepat terdapat pada individu M 21/17 yaitu libido 1,00 ± 1,06 menit, waktu ereksi 0,41 ± 0,31 menit, waktu ejakulasi paling cepat 2,27 ± 1,27 dan menghasilkan volume semen paling tinggi 6,50 ± 1,69 ml, total spermatozoa 7517,89 ± 2113,63 juta, total spermatozoa motil 5828,33 ± 1742,14 juta. Hubungan antara libido dan volume semen memiliki nilai koefisien korelasi (r) tertinggi 0,68 dengan koefisien determinasi (kd) tertinggi 46,24% terdapat pada individu M 21/27, dan nilai koefisien korelasi (r) antara lama ejakulasi dan volume semen segar tertinggi 0,36 dengan kd 12,96% terdapat pada individu M 21/27. Hubungan antara waktu ereksi dan volume semen memiliki nilai koefisien korelasi (r) paling tinggi 0,59 dengan kd 34,81 % terdapat pada individu M 21/17. Hubungan antara libido total spermatozoa memiliki nilai koefisien korelasi paling tinggi 0,59 dengan kd 34,81 % terdapat pada individu M 21/27, lama ejakulasi dan total spermatozoa memiliki nilai koefisien korelasi tertinggi 0,59 dengan kd 34,81 % pada individu M 21/27. Waktu ereksi dan total spermatozoa memiliki nilai koefisien korelasi paling tinggi yaitu 0,49 dengan kd 24,01% terdapat pada individu M 21/13. Hubungan antara libido dan spermatozoa motil tertinggi dengan nilai koefisien korelasi paling tinggi yatu 0,59 dengan kd 34,81 % pada individu M 21/27. Hubungan antara ereksi dan total spermatozoa motil dengan nilai koefisien korelasi paling tinggi 0,47 dengan kd 22,09 % terdapat pada individu M 21/13 dan M 21/17. Hubungan antara lama ejakulasi dan total spermatozoa motil dengan nilai koefisien korelasi paling tinggi yaitu 0,67 dengan kd 44,89 % terdapat pada individu M 21/27. Hubungan antara hormon testoteron dengan tingkah laku seksual diketahui nilai koefisien korelasi paling tinggi 0,63 dengan kd 39,69 % yaitu hubungan antara hormon testoteron dan lama ejakulasi. Hubungan antara hormon testoteron dengan kualitas semen segar ditemukan dengan nilai koefisien korelasi paling tinggi terdapat antara hubungan hormon testoteron dengan volume semen 0,68 dengan kd 46,24 %.
Hubungan tingkah laku seksual (libido, waktu ereksi, dan lama ejakulasi) dengan kualitas semen segar (volume, total spermatozoa dan total spermatozoa motil) pada semua total perlakuan dan ulangan sapi Madura terdapat hubungan antara libido dan volume semen segar dengan nilai koefisien korelasi 0,07 dan nilai koefisien determinasi (kd) sebesar 0,49%, dengan model persamaan regresi yaitu Y=4,20 + 0,14 x. Hubungan antara waktu ereksi dan volume semen segar memiliki nilai koefisien korelasi 0,04 dan kd 0,16 % dengan model persamaan regresi yaitu Y= 4,25 + 0,24 x. Hubungan antara lama ejakulasi dan volume semen segar memiliki nilai koefisien korelasi -0,07 dan kd 0,49% dengan model persamaan regresi yaitu Y = 4,70 - 0,12 x. Hubungan antara libido dan total spermatozoa dengan nilai koefisien korelasi 0,02 dan kd 0,04 % dengan model regresi Y = 4475,90 + 47,53 x. Hubungan antara waktu ereksi dan total spermatozoa dengan nilai koefisien korelasi -0,04 dan kd 0,16 % dengan model persamaan Y = 4686,28 - 334,76 x. Hubungan antara lama ejakulasi dan total spermatozoa dengan nilai koefisien korelasi -0,13 dan kd 1,69% dengan model persamaan regresi Y 5363,80 -289,82 x. Hubungan antara libido dan total spermatozoa motil dengan nilai koefisien korelasi -0,002 dan kd 0,00 % dengan model persamaan regresi Y= 3342,30 - 4,23 x. Hubungan antara waktu ereksi dan total spermatozoa motil dengan nilai koefisien korelasi -0,12 dan kd 1,44 % dengan model persamaan regresi Y= 3754,13 - 908,85 x. Hubungan antara lama ejakulasi dan total spermatozoa motil memiliki nilai koefisien korelasi -0,15 dan kd 2,25 % dengan model persamaan regresi Y= 4170 – 290,42 x.
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkah laku seksual tidak berhubungan dengan kualitas semen segar. Korelasi paling tinggi adalah libido dan volume semen segar dengan nilai koefisien korelasi 0,68 dan koefisien determinasi 46,27%. Disarankan pemilihan pejantan unggul pada Sapi Madura dengan melihat kualitas semen segarnya dan tidak membutuhkan data tambahan yang berasal dari data tingkah laku seksualnya, serta perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan tingkah laku seksual dan kualitas semen segar dengan menggunakan lebih banyak pejantan sebagai sampel penelitian pada umur yang sama untuk mengetahui kualitas semen segarnya, serta perlu adanya stimulasi seksual sebelum dilakukan penampungan semen untuk meningkatkan gairah tingkah laku seksualnya.
Kata Kunci : Hubungan, Tingkah Laku Seksual, Kualitas Semen Segar, Sapi Madura