Studi Manajemen Pemeliharaan Sapi Madura Terhadap Kasus Pilek Sapi Bovine Ephemeral Fever (BEF)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan pada tanggal 12 September sampai 27 Februari 2023. Bertujuan mengetahui manejemen pemeliharaan sapi Madura terhadap kasus pilek sapi atau Bovine Ephemeral Fever (BEF). Manfaat penelitian sebagai tambahan ilmu tentang kasus pilek sapi Bovine Ephemeral Fever (BEF) dan pencegahan serta pengobatan kepada ternak yang terjangkit BEF. Materi yang digunakan adalah data sapi yang terjangkit BEF terhadap 50 responden peternak sapi di Kecamatan Pakong. Metode penelitian adalah metode survey. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan pemeriksaan langsung. Data dianalisa secara deskriptif kuantitatif. Data personal peternak, hasil pemeriksaan ternak, kontrol vektor, jenis vektor, manajemen pemeliharaan, pengetahuan peternak tentang BEF, waktu kasus BEF. Hasil penelitian adalah a. Data Personal peternak: 1. Umur Peternak: <25 tahun=10%, 26-45tahun=80%, >46tahun=10%., 2. Jenis kelamin peternak: laki-laki=100%, perempuan=0%., 3. Lama Beternak: <5tahun=12%, 6-10tahun= 60%, >11tahun=18%., 4. Pendidikan: tidak sekolah=8%, SD=60%, SMP=6%, SMA=4%, Sarjana=12%., b. Data Sapi: 1. Umur Sapi: pedet=0%, dara=60%, dewasa=40%., 2. Jumlah Kepemilikan Sapi, 1-2ekor=70%, >2ekor=30%., c. Kontrol Vektor, kebersihan=60%, pengasapan=10%, kapur ajaib=30%., d. Jenis Vektor, nyamuk: 70%, lalat: 30%., e. Manajemen Pemeliharaan: 1. Kandang=100% lantai alas tanah., 2. Pembersihan Feses: setiap hari=20%, seminggu sekali=80%., 3. Pakan: hijauan=60%, hijauan dan konsentrat=40%., 4. Jumlah Pemberian air minum, ad-libitum=34%, tidak ad-libitum=66%., 5. Ternak Selalu dikandangkan, ya=8%, tidak=0%, dikandangkan dan dijemur=92%., f. Pengetahuan Peternak Tentang BEF, 1. Pengetahuan Peternak Tentang BEF, tahu=15%, tidak tahu=85%,. 2. Tahu pencegahannya, tahu=30%, tidak tahu=70%,. 3. Tahu pengobatannya, tahu=15%, tidak tahu=85%., g. Kasus BEF, Kemarau=5%, Hujan=80%, pancaroba=15%. Kesimpulan penelitian ini yaitu kasus pilek sapi (BEF) di Kecamatan Pakong terjadi dikarenakan kurangnya pengetauan para peternak terhadap kasus pilek yang berpotesi menyerang kapan saja pada sapi peternak. Dapat dilihat dari menejemen pemeliharaan yang masih kurang baik, seperti halnya model kandang yang menggunakan alas tanah dan intensitas fases dibersihkan masih seminggu sekali. Minimnya pengetahuan akan pilek yang dapat menyerang ternaknya sehingga untuk pencegahan dan pengobatan yang diterapkan pada ternak yang terjangkit masih seadanya. Saran dari penelitian ini yaitu perlunya dilakukan edukasi kepada para peternak tentang penyakit pilek sapi (BEF) yang dapat menyerang ternak mereka oleh mantri atau petugas peternakan sekitar, kemudian saran untuk penelitian selanjutnya untuk bisa mengembangkan penelitian ini dan bisa menjadikan penelitian ini sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya.