Analisis Kemampuan Komunikasi Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 pada Materi Turunan Kelas XI Bahasa SMA Negeri 8 Malang
Abstract
Kemampuan komunikasi matematika merupakan suatu keterampilan penting
dalam matematika yaitu kemampuan untuk mengekspresikan ide-ide matematika
secara koheren kepada teman, guru, dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan.
Salah satu permasalahan yang dialami dalam pembelajaran matematika adalah
kurangnya kemampuan komunikasi. Hal tersebut dikarenakan guru kurang
memberikan latihan soal terkait dengan kemampuan komunikasi matematika kepada
peserta didik. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di kelas XI
Bahasa SMA Negeri 8 Malang, terlihat beberapa peserta didik masih kesulitan dalam
mengkomunikasikan soal ke dalam bentuk model matamatika. Hal tersebut dapat
dilihat bahwa peserta didik yang memenuhi nilai KKM hanya 60,86%. Hal ini pun
tak terlepas dari bagaimana gaya belajar peserta didik dalam memahami dan
mencerna materi yang disampaikan oleh guru. Perbedaan gaya belajar tiap individu
menghasilkan output yang berbeda pula dalam menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan kemampuan komunikasi matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan cara-cara peserta didik
dalam menyelesaikan soal kemampuan komunikasi matematika dan (2)
mendeskripsikan tingkat kemampuan komunikasi matematika ditinjau dari gaya
belajar peserta didik.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik
pengumpulan datanya adalah tes, angket, dan wawancara. Sedangkan instrumen
pengumpulan data yang digunakan adalah soal tes, kuisioner, dan pedoman
wawancara. Soal tes dan kuisioner diberikan kepada 23 peserta didik yang
selanjutnya dipilih 6 subjek untuk dilakukan wawancara, yaitu subjek yang memiliki
pola jawaban soal teskemampuan komunikasinya cenderung salah yang memiliki
vii
keunikan/kekhasan berbeda dibanding dengan subjek lainnya dan berdasarkan
klasifikasi gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1)
Cara-cara yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal tes kemampuan
komunikasi matematika adalah: (a) menuliskan notasi matematika yang diketahui
secara rinci dari soal kemudian saling mengaitkannya untuk dikembangkan menjadi
solusi matematika, (b) menuliskan informasi yang ada pada soal secara rinci
kemudian mengaitkan dengan aturan dasar matematika yang selanjutnya untuk
dikembangkan untuk menjawab pertanyaan soal, (c) menuliskan terlebih dahulu
pemasalahan pada soal dalam bentuk model matematika, kemudian menggunakan
rumus turunan untuk menyelesaikannya, (d) menggambar keterangan pada soal dan
mendefinisikan keterangan gambar yang selanjutnya menentukan konsep awal untuk
mendefinisikan solusi dari permasalahan dan menjelaskan prosedur penyelesaian. (2)
Tingkat kemampuan komunikasi matematika ditinjau dari gaya belajar peserta didik
adalah: (a) kemampuan komunikasi matematika peserta didik dengan gaya belajar
visual sebanyak 11 orang dengan persentase jumlah 47,82% memperoleh nilai ratarata 80,45 (kategori tinggi), (b) kemampuan komunikasi matematika peserta didik
dengan gaya belajar auditorial sebanyak 8 orang dengan persentase jumlah 34,78%
memperoleh nilai rata-rata 68,75 (kategori rendah), dan (c) kemampuan komunikasi
matematika peserta didik dengan gaya belajar kinestetik sebanyak 4 orang dengan
persentase jumlah 17,4% memperoleh nilai rata-rata 75,25 (kategori sedang).