Show simple item record

dc.contributor.authorHae, Nabila Latifa
dc.date.accessioned2021-03-08T06:34:45Z
dc.date.available2021-03-08T06:34:45Z
dc.date.issued2021-02-01
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/1697
dc.description.abstractDalam perkembangannya, ternak kambing lokal tidak selalu menunjukkan produktivitas yang bagus dan salah satu penyebabnya mutu genetik kambing yang rendah. Peningkatan produktivitas ternak kambing melalui peningkatan mutu genetik dapat dilakukan dengan program pemuliaan ternak. Seleksi ternak adalah salah satu cara melakukan program pemuliaan ternak. Dalam melakukan seleksi ternak harus didasarkan pada pertimbangan keunggulan fenotipe ternak. Karena keunggulan fenotipe ternak adalah langkah dasar dalam melakukan seleksi ternak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai komparasi fenotipe kuantitatif antara pejantan dan induk kambing PE unggul dan yang ada di peternakan rakyat. Materi yang digunakan adalah data olahan pejantan dan induk kambing PE dari berbagai jurnal nasional dan internasional dibandingkan dengan SNI No. 7352 tahun 2015. Metode penelitian ini adalah studi literatur. Cara pengambilan data ditentukan dengan purposive sampling (dengan kriteria pejantan dan induk kambing PE). Data untuk pejantan (tinggi pundak, lingkar dada, panjang badan, panjang telinga, bobot badan dan lingkar skrotum) dan induk (tinggi pundak, lingkar dada, panjang badan, panjang telinga dan bobot badan) yang diperoleh diuji dengan chisquare dan komparasi (%) selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil komparasi (%) sifat kuantitatif pejantan di desa Karangwuni, Sidomulyo (Rasminati, 2013), Tandasura (Rahim, 2020) dan Banda Aceh (Hendri dkk, 2017) yang lebih unggul dibandingkan SNI umur 12-18 bulan dengan masing-masing sifat kuantitatif yaitu bobot badan, lingkar dada, bobot badan dan lingkar skrotum yaitu 14,71%, 2,82%, 78,68% dan 14,76%. Sedangkan untuk sifat kuantitatif induk di desa Karangwuni, Sidomulyo (Rasminati, 2013) dan Tandasura (Rahim, 2020) dengan sifat yang lebih unggul dibandingkan SNI umur 12-18 bulan yaitu bobot badan masing-masing adalah 53,85%, 59,46% dan 27,08%. Selanjutnya pejantan pada umur 18-24 di desa Karangwuni (Rasminati, 2013), Tandasura (Rahim, 2020) dan Banda Aceh (Hendri dkk, 2017) dengan sifat tinggi pundak, bobot badan serta lingkar skrotum dengan nilai masing-masing 3,21%, 44,64% dan 14,78% lebih unggul dibandingkan pejantan unggul berdasarkan SNI. Nilai komparasi sifat kuantitatif pejantan di peternakan rakyat 75% sama dan 25 % lebih unggul dibandingkan dengan pejantan SNI pada umur 12-18 dan 18-24 bulan. Sedangkan nilai komparasi sifat kuantitatif induk di peternakan rakyat 33,3% sama dan 66,7% lebih unggul dibandingkan induk unnggul berdasarkan SNI 12-18 bulan, tetapi 100% sama dengan induk unggul berdasarkan SNI 18-24 bulan.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectKomparasi Fenotipe Kuantitatif Pejantanen_US
dc.subjectInduk Kambing Peranakan Etawah Unggulen_US
dc.subjectPeternakan Rakyaten_US
dc.titleKomparasi Fenotipe Kuantitatif Pejantan dan Induk Kambing Peranakan Etawah Unggul Dengan Peternakan Rakyaten_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record