Analisis Risiko Usahatani Bawang Merah Di Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur
Abstract
Usahatani bawang merah merupakan usahatani yang umum dilakukan petani di Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto, pada saat musim tanam ataupun diluar musim tanam. Secara finansial usahatani ini cukup menguntungkan, disisi lain usahatani bawang merah mempunyai tingkat risiko cukup tinggi baik risiko produksi, risiko bisnis yang salah satunya disebabkan impor bawang merah maupun risiko non teknis (serangan hama penyakit). Hal ini tentunya disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa diantaranya diduga disebabkan oleh faktor-faktor produksi dan rendahnya nilai yang diterima petani dari hasil budidaya bawang merah. Adanya risiko produksi atau kejadian yang tidak diinginkan bisa menyebabkan penurunan jumlah produksi bahkan menyebabkan gagal panen yang berdampak pada pendapatan petani.
Tujuan penelitian ini yaitu 1) menganalisis kelayakan usahatani bawang merah, 2) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi, 3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi risiko produksi, 4) mengetahui preferensi petani terhadap risiko produksi usahatani bawang merah di Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.
Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Metode pengambilan sampel ditentukan dengan cara simple random sampling yaitu penarikan sampel acak sederhana. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 orang responden petani bawang merah dari 183 populasi yang tersebar di Desa Sajen. Data atau informasi yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis pendapatan dan R/C ratio untuk mengetahui kelayakan usahatani, analisis regresi linier berganda menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dan fungsi variance produksi untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan risiko produksi. Untuk melihat preferensi petani terhadap risiko produksi menggunakan analisis metode Observed Economic Behavior (OEB).
Berdasarkan hasil dari analisis, diketahui bahwa rata-rata penerimaan usahatani bawang merah di Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto sebesar Rp 97.593.731,00 per hektar per musim tanam, dengan rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 33.792.391,87 per hektar per musim tanam, sehingga diperoleh pendapatan sebesar Rp 63.801.359,13 per hektar per musim tanam. Kemudian dilakukan analisis kelayakan usahatani, maka diperoleh nilai R/C ratio sebesar 2,8. Hal ini berarti setiap biaya Rp 1 yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 2,8. R/C ratio yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa usahatani bawang merah di Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto sudah efisien dan layak untuk diusahakan.
Variabel benih memiliki pengaruh positif terhadap produksi bawang merah dengan nilai koefisien parameter sebesar 0,38911. Hal ini berarti, setiap penambahan benih sebesar 1% akan meningkatkan produksi bawang merah sebesar 0,38911% dengan asumsi input lainnya tetap. Penggunaan pupuk KCL berpengaruh nyata dan signifikan terhadap penurunan produksi bawang merah dengan nilai koefisien parameter -0,029544 pada taraf nyata () 1% sebesar 0,001. Artinya, setiap penambahan jumlah penggunaan pupuk KCL sebesar 1% akan menurunkan produksi bawang merah sebesar 0,029544 % dengan asumsi input lainnya tetap. Variabel pupuk urea bepengaruh nyata terhadap produksi bawang merah, hal ini ditunjukkan oleh nilai P-Value yang lebih kecil dari taraf nyata (a) 5 % yaitu sebesar 0,013. Nilai koefisien parameter variabel pupuk urea bernilai positif sebesar 0,05060 artinya setiap penambahan pupuk urea 1 % akan meningkatakan produksi sebesar 0,05060 % dengan asumsi variabel input lainnya tetap. Terakhir variabel tenaga kerja bepengaruh nyata terhadap produksi bawang merah, hal ini ditunjukkan oleh nilai P-Value yang lebih kecil dari taraf nyata (a) 1 % yaitu sebesar 0,000. Nilai koefisien parameter variabel tenaga kerja bernilai positif sebesar 0,5308 artinya setiap penambahan tenaga kerja 1 % akan meningkatakan produksi sebesar 0,5308 % dengan asumsi variabel input lainnya tetap.
Berdasarkan hasil analisis faktor yang mempengaruhi risiko produksi, variabel pupuk urea dan pupuk ZA merupakan variabel yang berpengaruh nyata terhadap risiko produksi bawang merah. Sedangkan benih, obat, pupuk KCL, pupuk NPK, dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap risiko produksi bawang merah. Pupuk urea dan pupuk ZA merupakan faktor produksi yang dapat dikatakan sebagai faktor yang menimbulkan risiko (risk inducing factors). Hal ini disebabkan karena koefisien parameter menunjukkan nilai positif, yang berarti setiap peningkatan penggunaan pupuk urea dan pupuk ZA sebesar 1 % akan menaikkan variance (risiko) produksi bawang merah sebesar nilai koefisien. Setelah dilakukan analisis preferensi petani terhadap variabel yang mempengaruhi risiko produksi petani di Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto terhadap penggunaan pupuk urea dan pupuk Za yakni cenderung menghindari risiko (Risk Averse) dengan nilai Rk sebesar 4,498 pada pupuk urea, untuk pupuk ZA nilai Rk nya yaitu 3,053 berarti petani cenderung menghindari risiko (Risk Averse).
Dari hasil penelitian ini, maka disarankan kepada petani untuk memperhatikan penggunaan input yang bisa menyebabkan penurunan jumlah produksi seperti penggunaan pupuk KCL yang berpengaruh terhadap produksi bawang merah. Petani disarankan mengurangi penggunaan pupuk urea dan pupuk ZA dalam usahatani bawang merah, karena dapat menaikkan risiko produksi. Diperlukan peran pemerintah daerah mengenai penyuluhan tentang penggunaan dan alokasi input produksi, agar para petani lebih berhati-hati dalam penggunaan dan alokasi input produksi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang risiko produksi usahatani bawang merah di Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto dengan penambahan variabel independen menggunakan faktor-faktor ekseternal atau dilakukan penelitian yang mengkaji tentang usahatani bawang merah dari sisi yang lain.