Analisis Efisiensi Teknis Dan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Usahatani Kentang (Solanum Tuberosum L) Di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji
Abstract
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang dibudidayakan di Indonesia. Budidaya tanaman kentang layak diprioritaskan karena kentang memiliki potensi untuk menjadikan sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik yang berskala kecil, menengah, maupun besar karena kentang merupakan bahan pangan alternatif dan bahan baku industri makanan. Hal ini didukung oleh luas panen, jumlah produksi, dan produktivitas kentang yang mengalami perkembangan dari tahun 2012 sebesar 1.094.232 ton hingga 2017 sebesar 1.235.180. sentra produksi kentang di Indonesia terbesar di 5 provinsi dengan jumlah produksi yang berfluktuasi. Provinsi Jawa Barat menduduki urutan pertama sebagai penghasil kentang terbesar di Indonesia tahun 2017 dengan jumlah produksi tertinggi dibandingkan dengan produksi lainnya yaitu sebesar 277.186 ton dan provinsi Jawa Timur berada diposisi ketiga dengan jumlah produksi sebesar 241.18 ton dari 5 provinsi sentra kentang tertinggi di Indonesia.
Di Jawa Timur yang merupakan sentra penghasil kentang adalah pasuruan, Malang, Probolinggo, Magetan dan Kota Batu. Kota Batu merupakan kawasan pegunungan yang ada di Jawa Timur yang terdiri dari tiga kecamatan yaitu kecamatan Bumiaji, Batu dan Junrejo. Kota Batu berada di ketinggian 600 – 1900 mdpl dengan suhu minimum antara 18 C – 24 C. kondisi ini menjadikan kota Batu sesuai dengan pengembangan tanaman holtikultura dataran tinggi seperti kentang. Pada tahun 2015 sebanyak 78.009 kemudian pada tahun 2016 sebanyak 88.270 dan pada tahun 2017 sebanyak 93.878.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui menghitung analisa pendapatan usahatani kentang di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu (2) Mengetahui analisa efisiensi teknis pada usahatani kentang di Desa Sumberbrantas Kecamatan bumiaji kota Batu (3) Mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani kentang di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji kota Batu. Penelitian ini dilakukan secara (purposive) di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Didasarkan atas pertimbangan bahwa tempat tersebut merupakan sentra produksi kentang dengan menggunakan metode sampel acak sederhana dengan metode slovin sejumlah 33,3 atau 33, akan tetapi pengambilan sampel dibulatkan menjadi 35 responden untuk menghindari pembiasan informasi.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan menunjukkan rata-rata total penerimaan yang diterima oleh petani kentang di Desa Sumberbrantas sebesar Rp 121.793.707 per hektar dalam satu kali musim tanam, sedangkan total biaya produksinya yang dikeluarkan sebesar Rp 57.974.348 dan total produksi sebesar 21.136.39 dan harga jual 5.814 / Kg sehingga pendapatan yang didapat sebesar Rp 63.819.358 per hektar per musim tanam dengan R/C Ratio sebesar 2,12.
Dari hasil analisis menggunakan metode frontier dapat diketahui bahwa petani kentang memiliki tingkat efisiensi 0,97 sejumlah 13 orang dengan persentase sebanyak 37,1 dari total petani responden, dan sedangkan petani yang memiliki tingkat efisiensi 0,98 sejumlah 22 orang dengan persentase sebesar 62,9 dari total petani responden kentang. Sedangkan nilai rata-rata sebaran efisiensi teknis di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebesar 0,980 yang memiliki arti 98% hal ini membuktikan bahwa usahatani kentang ditempat penelitian sudah efisien, namun perlu adanya peningkatan sebesar 2% melalui perbaikan dan pengoptimalan penggunaan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil produksi secara nyata dan memperbaiki faktor-faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kentang di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Nilai maisimum efisiensi teknis kentang di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu adalah 0,984 yang memiliki arti 98% tingkat efisiensi teknis kentang yang telah dicapai petani responden, dengan ini petani responden masih memiliki kesempatan untuk meningkatkan tingkat efisiensi teknismya sebesar 1,6% agar hasil produksi kentang lebih optimal. Sedangkan untuk nilai efisiensi teknis minimum sebesar 0,976 atau 97% sehingga petani responden masih memiliki peluang 2,4% untuk memperbaiki penggunaan faktor-faktor produksi kentang.
Variabel yang berpengaruh nyata secara positif terhadap produksi kentang adalah pupuk ZA, sehingga penggunaannya perlu ditambah untuk meningkatkan produksi kentang.
hasil uji F dengan nilai F-hitung sebesar 6,42 dengan probability sebesar 0,000 atau kurang dari tingkat kesalahan α 0,0001 pada tingkat kepercayaan 9,99% sehingga dapat diartikan secara simultan atau bersama-sama variabel dalam model regresi dimana inefisiensi berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis usahatani kentang. Dan dari hasil uji T tes menunjukkan bahwa variabel independen dalam fungsi inefisiensi bahwa tidak adanya multikolineritas karena nilai nilai Vif nya dari masing-masing variabel lebih kecil dari 10 (<10)
Saran, faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata secara negatif seperti benih tidak perlu ditambah lagi penggunaannya karena akan berpengaruh secara negatif atau menurunkan produksi kentang. Kemudian untuk faktor produksi pupuk ZA dan SP36 masih perlu ditambah penggunaannya untuk meningkatkan produksi yang maksimal dan Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait pengalokasian input untuk mengetahui seberapa besar nilai yang efisien atau rasional pada input faktor produksi yang berpengaruh nyata secara positif dan negatif, dan beberapa yang perlu ditambah atau dikurangi penggunaannya agar menghasilkan output yang maksimal.