Pengaruh Perbedaan Waktu Ozonisasi pada Susu Kambing PE Terhadap Kualitas Yoghurt
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu ozonisasi yang tepat yang dapat menghasilkan yoghurt yang berasal dari susu kambing PE dengan kualitas terbaik sesuai syarat dan mutu SNI. Menggunakan alat mini generator dengan kapasitas sampel sebanyak 1L serta membutuhkan voltase sebesar 110 volt dan konsumsi daya 15 watt. Ozon diproduksi ketika molekul oksigen (O2) terdisosiasi oleh sumber energi menjadi atom oksigen dan kemudian bertumbukan dengan molekul oksigen membentuk gas yang tidak stabil yaitu ozon (O3).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Susu Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu Kabupaten Malang, BBVET Wates, Laboratorium Saraswati Indogenetch Surabaya dan Labratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner FKH UB. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan empat ulangan, yaitu K = kontrol (yoghurt dibuat dengan metode pasteurisasi), P1 = yoghurt yang dibuat menggunakan teknik ozonisasi selama 20 menit, P2 = yoghurt yang dibuat menggunakan teknik ozonisasi selama 25 menit dan P3 = yoghurt yang dibuat menggunakan teknik ozonisasi selama 30 menit. Variabel atau parameter yang diamati dalam penelitian ini ialah kadar protein, kadar lemak, pH, total Bakteri Asam Laktat serta total bakteri coliform.
Data hasil penelitian diolah menggunakan One Way Anova, dan diperolah hasil seluruh perlakuan memberikan hasil coliform dibawah 3APM/g, sedangkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap parameter kadar protein, kadar lemak, pH, dan total BAL. Hasil kadar protein tertinggi didapatkan dari P3, yaitu sebesar 4,36%. Kadar lemak tertinggi juga didapatkan dari P3, yaitu sebesar 6,16%. Sedangkan nilai BAL tertinggi dari P2 yaitu 2,88x107, dan pH terendah dari P2, yaitu 3,97. Kesimpulan dari penelitian ini ialah penggunaan metode ozonisasi dengan rentang waktu minimal 20 menit atau setara dengan 14,04 mg dapat menghasilkan yoghurt susu kambing terbaik sesuai dengan SNI yang berlaku di Indoenesia.