Uji Pengaruh Pelet Pupuk Hayati VP3 dengan Tambahan Cangkang Telur Terhadap Viabilitas Bakteri Fungsional dan Bibit Tanaman Cabai (Capsicum Frutescens L.)
Abstract
Cangkang telur adalah limbah daur ulang yang mudah ditemui dalam sehari-hari. Hasil produksi cangkang telur ayam di Indonesia per tahunya dapat mencapai -/+ 150.000 ton (Badan Pusat Statistik (BPS), 2016). Menurut G. D. Butcher dan R. Miles (2012) cangkang telur ayam mengandung: 97% Kalsium Bikarbonat, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Seng, Mangan, Besi, dan Tembaga. Kandungan kalsium di cangkang telur dapat dikatakan cukup besar dan dapat dijadikan sumber nutrisi untuk tumbuhan.
Pupuk hayati (biofertilizer) didefinisikan sebagai bahan yang mengandung mikroorganisme hidup yang mengkolonisasi rhizosfir atau bagian dalam tanaman dan memacu pertumbuhan tanaman dengan jalan meningkatkan pasokan ketersediaan hara primer dan atau stimulus pertumbuhan tanaman target, bila dipakai pada benih, permukaan tanaman, atau tanah (FNCA Biofertilizer Project Group, 2006 dalam Rajiman, 2017). Salah satu pupuk hayati yang dapat digunakan adalah pupuk Hayati VP3. Pupuk hayati VP3 adalah pupuk hayati hasil formulasi yang diperoleh dengan menggunakan bahan pembawa vermiwash yang diisolasi langsung dari daerah Kendalpayak, Jambugede, dan Junrejo dan diindentifikasi mikroorganisme yang ditemukan serta telah diuji patogenitas. Nama VP3 sendiri diambil dari satu kode perlakuan pada penelitian sebelumnya (Vermiwash + Molase + PEG +3 isolat bakteri) yang menghasilkan hasil terbaik dalam pengujiannya (Arfarita et al, 2016; 2017; 2019).
Penelitian pupuk hayati VP3 akan diformulasikan dengan limbah cangkang telur dalam bentuk pelet. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pengeringan yang berbeda (400, 430, dan 460C) terhadap total viabilitas bakteri pelet BioferNA, dan untuk mengetahui pengaruh pupuk hayati VP3 dengan komposisi cangkang telur ayam terhadap pertumbuhan bibit tanaman cabai rawit.
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan. Dimulai pada bulan Juni-September 2022. Penelitian dilakukan Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Terpadu dan Halal Center, Universitas Islam Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk uji viabilitas agen hayati, terdapat 12 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Sedangkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk uji pada bibit tanaman cabai, terdiri dari 4 perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak 5 kali.
Suhu pengeringan pelet BioferNA dengan tambahan cangkang telur berpengaruh nyata terhadap total viabilitas agen hayati. Suhu pengeringan 40oC memiliki rerata total viabilitas agen hayati lebih tinggi yaitu 71,8 x 109 dari pada suhu 430C (41 x 109) dan 460C yang nilainya 18,9 x 109. V3T1 (VP3+Cangkang telur 15% + suhu pengeringan 40oC) memiliki rata-rata total viabilitas bakteri tertinggi dari pada perlakuan lainya. Pelet BioferNA dengan perlakuan V3T1 (VP3 + Cangkang telur 15% dengan suhu pengeringan 400C) berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan seperti tinggi bibit cabai dan bobot segar bibit tanaman cabai, tetapi panjang akar bibit tanaman cabai terbaik terdapat pada perlakuan V2T1 (VP3 + Cangkang telur 10% dengan suhu pengeringan 400C).
Kata Kunci : Uji Pengaruh Pelet Pupuk Hayati VP3, Tambahan Cangkang Telur, Viabilitas Bakteri Fungsional dan Bibit Tanaman Cabai (Capsicum Frutescens L.)