dc.description.abstract | Domba Sapudi merupakan domba lokal yang keberhasilan penigkatan
produksi dan populasinya bergantung dari sistem reproduksi. Induk domba yang
bunting, keadaan fisiologis dan metabolismenya akan berubah diikuti dengan
perubahan komponen darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa komponen
darah dari berbagai fase reproduksi induk domba Sapudi. Penelitian ini
dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Jember.
Jumlah sampel yang digunakan adalah 20 ekor induk domba Sapudi, dengan 5
fase kelompok reproduksi yaitu tidak bunting, bunting awal (30-60 hari),
pertengahan bunting (60-120 hari), bunting akhir (>120 hari) dan laktasi. Variabel
yang diamati adalah komponen darah yang meliputi eritrosit, leukosit,
hemoglobin dan hematokrit. Metode penelitian secara deskriptif kuantitatif yang
dianalisis menggunakan analisa ragam satu arah dan dilanjutkan dengan uji
Duncan jika berbeda nyata.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
(P>0,05) pada komponen darah untuk eritrosit, leukosit dan hematokrit,
sedangkan untuk hemoglobin terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05). Nilai
rataan eritrosit, leukosit dan hematokrit pada fase 5 reproduksi berkisar antara
5,78- 6,95 106
/mm3
, 8,05-13,71 106
/µL dan 24,35-29,70 %. Nilai rataan
haemoglobin berkisar antara 7,65-10,50 g/dL. Kesimpulannya adalah nilai
eritrosit pada berbagai fase reproduksi induk terjadi kecenderungan peningkatan
tertinggi pada fase kebuntingan awal 11,02% dan kecenderungan penurunan
terendah 7,67% pada kebuntingan akhir dibandingkan induk yang tidak bunting.
Nilai leukosit terjadi kecenderungan peningkatan tertinggi pada fase kebuntingan
akhir 70,31 % dan kecenderungan peningkatan terendah pada fase pertengahan
bunting mencapai 22,11 % dibandingkan induk yang tidak bunting. Nilai
hemoglobin terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05) dan terjadi peningkatan
tertinggi pada fase kebuntingan awal 19,31% dan penurunan terendah 13,06%
pada akhir kebuntingan dibandingkan induk yang tidak bunting. Nilai hematokrit
pada berbagai fase reproduksi induk domba Sapudi terjadi kecenderungan
peningkatan pada fase kebuntingan awal 13,14% dan terjadi penurunan terendah
7,23% pada akhir kebuntingan dibandingkan induk yang tidak bunting.
Saran dalam penelitian ini untuk pengembangan pembibitan dan
peningkatan populasi ternak domba yang perlu diperhatikan terutama induk
bunting akhir, hendaknya ada tambahan ekstra manajemen pemeliharaan dari
aspek perkandangan dan pakan untuk mengurangi stress yang berlebihan. Perlu
penelitian lebih lanjut pada aspek lain yang belum tertuang dalam penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara komprehensif pola komponen darah domba
lokal. | en_US |