Show simple item record

dc.contributor.authorAnggita, Arnes Widya
dc.date.accessioned2023-06-06T01:37:35Z
dc.date.available2023-06-06T01:37:35Z
dc.date.issued2023-05-12
dc.identifier.urihttp://repository.unisma.ac.id/handle/123456789/7333
dc.description.abstractDomba Sapudi merupakan domba lokal yang keberhasilan penigkatan produksi dan populasinya bergantung dari sistem reproduksi. Induk domba yang bunting, keadaan fisiologis dan metabolismenya akan berubah diikuti dengan perubahan komponen darah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa komponen darah dari berbagai fase reproduksi induk domba Sapudi. Penelitian ini dilaksanakan di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Jember. Jumlah sampel yang digunakan adalah 20 ekor induk domba Sapudi, dengan 5 fase kelompok reproduksi yaitu tidak bunting, bunting awal (30-60 hari), pertengahan bunting (60-120 hari), bunting akhir (>120 hari) dan laktasi. Variabel yang diamati adalah komponen darah yang meliputi eritrosit, leukosit, hemoglobin dan hematokrit. Metode penelitian secara deskriptif kuantitatif yang dianalisis menggunakan analisa ragam satu arah dan dilanjutkan dengan uji Duncan jika berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (P>0,05) pada komponen darah untuk eritrosit, leukosit dan hematokrit, sedangkan untuk hemoglobin terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05). Nilai rataan eritrosit, leukosit dan hematokrit pada fase 5 reproduksi berkisar antara 5,78- 6,95 106 /mm3 , 8,05-13,71 106 /µL dan 24,35-29,70 %. Nilai rataan haemoglobin berkisar antara 7,65-10,50 g/dL. Kesimpulannya adalah nilai eritrosit pada berbagai fase reproduksi induk terjadi kecenderungan peningkatan tertinggi pada fase kebuntingan awal 11,02% dan kecenderungan penurunan terendah 7,67% pada kebuntingan akhir dibandingkan induk yang tidak bunting. Nilai leukosit terjadi kecenderungan peningkatan tertinggi pada fase kebuntingan akhir 70,31 % dan kecenderungan peningkatan terendah pada fase pertengahan bunting mencapai 22,11 % dibandingkan induk yang tidak bunting. Nilai hemoglobin terdapat perbedaan yang signifikan (P<0,05) dan terjadi peningkatan tertinggi pada fase kebuntingan awal 19,31% dan penurunan terendah 13,06% pada akhir kebuntingan dibandingkan induk yang tidak bunting. Nilai hematokrit pada berbagai fase reproduksi induk domba Sapudi terjadi kecenderungan peningkatan pada fase kebuntingan awal 13,14% dan terjadi penurunan terendah 7,23% pada akhir kebuntingan dibandingkan induk yang tidak bunting. Saran dalam penelitian ini untuk pengembangan pembibitan dan peningkatan populasi ternak domba yang perlu diperhatikan terutama induk bunting akhir, hendaknya ada tambahan ekstra manajemen pemeliharaan dari aspek perkandangan dan pakan untuk mengurangi stress yang berlebihan. Perlu penelitian lebih lanjut pada aspek lain yang belum tertuang dalam penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara komprehensif pola komponen darah domba lokal.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherUniversitas Islam Malangen_US
dc.subjectDomba Sapudien_US
dc.subjectEritrositen_US
dc.titleAnalisis Komponen Darah dari Berbagai Fase Reproduksi Induk Domba Sapudien_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record