Pengaruh Macam Manajemen Lahan dan Pemupukan Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo (Oryza sativa L.) Varietas Inpago 12
Abstract
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok yang digunakan masyarakat Indonesia sebagai bahan pangan. Tanaman padi sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan, karena hingga saat ini belum ada tanaman pangan yang mampu menggantikan padi sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Produksi hasil tanaman padi yang tidak stabil dikarenakan luas areal penanaman padi yang semakin sempit, teknik budidaya yang relatif masih rendah, pengendalian hama dan penyakit yang kurang efektif, dan kurangnya perhatian terhadap penggunaan varietas unggul. Hal ini semakin diperparah dengan penggunaan pupuk kimia secara berlebihan yang mengakibatkan kerusakan tanah dan ketergantungan pupuk kimia karena tanah miskin unsur hara makro dan mikro. Untuk menunjang produksi padi diperlukan pemupukan yang optimal dan intensif serta penggunaan varietas unggul. Salah satu caranya dengan memanfaatkan bahan organik untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
Merupakan percobaan lapang di lahan pertanian di Dusun Tebelo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang Jawa Timur, dimulai pada bulan Mei sampai bulan Oktober 2022. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah macam manajemen lahan terdiri dari 2 level yaitu: M1: manajemen lahan biasa, M2: manajemen lahan menggunakan lapisan impermeable. Faktor kedua terdiri dari 3 level yaitu: F1: pupuk anorganik dosis rekomendasi, F2: Pupuk anorganik separuh dosis rekomendasi + 2.5 kg/m2 kotoran sapi, F3: Pupuk organik 5 kg/m2 kotoran sapi + 1 kg/m2 Biochar. Dari dua faktor tersebut diperoleh 6 kombinasi perlakuan dan diulang 3 kali ulangan. Variabel yang diamati adalah variabel pertumbuhan yaitu: tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan jumlah anakan per rumpun. Variabel hasil yang diamati adalah berat per malai, berat malai per rumpun, jumlah bulir per rumpun, berat kering panen brangkasan, berat kering oven brangkasan, berat gabah kering panen per rumpun, berat gabah kering panen per petak, per hektar dan berat gabah kering giling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan M1F1 (Manajemen lahan biasa dengan aplikasi pupuk anorganik dosis rekomendasi) memberikan pertubuhan yang tinggi, jumlah daun umur 11 MST sebesar 47,87 helai, luas daun umur 12 MST 1587,92 cm2, jumlah anakan per rumpun 11,60 anakan, bobot kering oven akar 9,66 gram, bobot kering oven brangkasan 74,66 gram, bobot malai per rumpun 5,99 gram, jumah biji per malai 219,07 biji, bobot gabah kering panen per rumpun 49,84 gram, bobot gabah kering panen per petak 1245,92 gram, dan bobot gabah kering panen per hektar sebesar 11,84 ton. Namun hasil ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan M1F2. Secara terpisah macam manajemen lahan perlakuan M1 (manajemen lahan biasa) merupakan perlakuan baik dibandingkan dengan perlakuan M2 (manajemen lahan menggunakan lapisan impermebel) sedangkan pada perlakuan manajemen pupuk kotoran sapi perlakuan F1 (Pupuk anorganik dosis rekomendasi) tidak berbeda nyata dengan perlakuan F2 (Pupuk anorganik separuh dosis rekomendasi + 2.5 kg/m2 kotoran sapi) dan F3 (Pupuk organik 5 kg/m2 kotoran sapi + 1 kg/m2 Biochar). Hasil ini menyarankan bahwa penggunaan pupuk kotoran sapi memberikan hasil yang sama baiknya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo Inpago 12.
Kata Kunci : Pengaruh Macam Manajemen Lahan, Pemupukan Kotoran Sapi, Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo (Oryza sativa L.), Varietas Inpago 12