Evaluasi Pemberian Biosaka dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans P.)
Abstract
Kangkung Darat (Ipomea reptans P.) merupakan salah satu sayuran yang populer di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Tanaman kangkung memiliki nilai ekonomi yang signifikan dan menjadi komponen penting bagi masyarakat, baik sebagai sumber gizi maupun pendapatan bagi petani. Namun, seperti hal tanaman lainnya, budidaya kangkung darat juga menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah pemupukan anorganik yang kurang tepat serta subsidi pupuk yang semakin berkurang. Salah satu aspek yang penting dalam pemupukan adalah penggunaan pupuk NPK (nitrogen, fosfor, kalium) yang merupakan sumber utama nutrisi bagi tanaman. Penggunaan pupuk yang tidak tepat dan kurangnya pemahaman mengenai dosis pupuk anorganik dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti penurunan produktivitas, kualitas hasil yang buruk, bahkan kerusakan lingkungan akibat pencemaran unsur hara.
Biosaka menjadi salah satu rekomendasi sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Biosaka adalah sebuah ramuan untuk tanaman yang terbuat dari larutan tumbuhan atau rerumputan yang dicampur dengan air sampai homogen. Setelah itu dapat langsung diaplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman yang diketahui dapat melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit serta mampu menekan penggunaan pupuk 50-90%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biosaka tersebut mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan untuk mengetahui efektifitas pengaruh biosaka dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung.
Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian masyarakat di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dimulai pada bulan November 2023 sampai bulan Januari 2024. Pada penelitian ini, rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdapat 5 macam perlakuan meliputi K1 (NPK (75kg/ha), sp-36(100kg/ha) dosis anjuran), K2 (Biosaka (Tanpa NPK dan SP-36)), K3 (Biosaka + NPK -75%, sp-36 25kg/ha) dosis anjuran, K4 (Biosaka + NPK -50%, sp-36 50kg/ha) dosis anjuran, K5 (Biosaka + NPK -25%, sp-36 75kg/ha) dosis anjuran. Dari macam perlakuan tersebut diperoleh 5 perlakuan, masing masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, berat segar tanaman pertanaman, berat kering oven tanaman pertanaman, berat segar konsumsi, berat kering oven konsumsi, khlorofil, vitamin c, total padatan terlarut dan indeks panen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan K5 ( Biosaka + NPK -25%, Sp-36 (75 kg/ha)) dosis anjuran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat pada parameter jumlah daun (51,00 helai), luas daun (250,1 cm2), berat kering oven pertanaman (7,81 g), berat kering oven konsumsi (4,24 g), khlorofil (30,35 μg/cm2) dan vitamin c (41,07 mg/l). Aplikasi biosaka pada berbagai parameter menunjukkan bahwa biosaka hanya mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik sebanyak 25%.
Kata Kunci : Evaluasi, Pemberian Biosaka, Pupuk Anorganik, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans P.)