Permasalahan dalam pencetakan sawah inilah yang membuat peneliti ingin mendalami tahapan penentuan lokasinya dan petaninya, dan pola penguasaan yang diberikan, juga peran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dalam pencetakan sawah ini, sehingga akan menjawab kebijakan apa yang harus digunakan agar menjaga eksistensi dari tanah cetak sawah ini untuk tetap dimanfaatkan secara berkelanjutan bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi, tetapi juga untuk membangun tatanan agraria yang lebih baik dan menuju ketahanan pangan. Penelitian bertujuan (1)Untuk mengetahui dampak pencetakan sawah baru di Desa Siru Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat (2) Untuk mengetahui perbedaan produksi sebelum dan sesudah cetak sawah baru di Desa Siru Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat (3) Untuk mengetahui gambaran (deskriptif) eksternal dan internal dalam pencetakan sawah baru Desa Siru Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat. Jumlah petani pada cetak sawah baru di Kabupaten Manggarai Barat NTT sebanyak 850 orang dan sampel yang diambil sebanyak 30 orang petani padi cetak sawah baru. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Siru Kecamatan Lembor pada bulan februari 2023, penelitian ini dimulai dengan tahapan kegiatan mencakup perencanaan penelitian, survey pendahuluan, inventarisasi pustaka, serta penulisan. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena menggunakan angka 1 dan 3 menggunakan analisis deskriptif, sedangkan untuk menjawab uji beda menggunakan uji Z untuk sampel besar (n > 30) dan uji t untuk sampel kecil (n ≤ 30). Pencetakan sawah baru di Desa Siru Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat memberikan dampak sosial seperti kemudahan akses pendidikan dari hasil produksi, lapangan pekerjaan dari bertambahnya luas lahan dan sesuai pola usaha masyarakat. Sedangkan dampak ekonomi pencetakan sawah baru yakni meningkatkan pendapatan masyarakat, kesejahteraan petani dan perekonomian keluarga. Rata-rata penerimaan sebelum percetakan sawah baru adalah 35.898.000, sedangkan penerimaan sesudah cetak sebesar 38.385.000 dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 039 dan 021 ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap nilai yang didapatkan dari pendapatan sebelum dan sesudah cetak. Kondisi internal terkait dengan pencetakan sawah baru diantaranya pentingnya status kepemilikan lahan, penerimaan kritik dan saran, sarana produksi pertanian, ketersediaan jumlah air, dan sumber pangan masyarakat. Sedagkan kondisi eksternal terkait pen cetakan sawah baru diantaranya adanya pendatang sebagai pesaing, persetujuan pemerintah dan surat ijin pembukaan sawah baru. Masyarakat Desa Siru perlu mempertahankan lahan yang telah dimiliki dari hasil pencetakan sawah dan menggunakannya dengan baik. Untuk meningkatkan pendapatan, masyaakat Desa Siru perlu menerapkan intensifikasi pertanian dengan mempertahankan lahan yang sudah ada, mekanisasi dalam pendapatan masyarakat terus meningkatkan alat perlengkapan yang bergerak di bidang pertanian. Kelemahan penelitian ini adalah kurangnya peneliti dalam melakukan wawancara kepada masyarakat mengenai luas lahan sebelum melakukan pencetakan sawah baru. Sehingga peneliti selanjutnya perlu lebih memperhatikan pertanyaan penelitian sesuai dengan kebutuhan data. Penelitian ini terdapat percetakan sawah baru dalam meningkatkan perekonomian di Desa Siru dan disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan metode analisis lain sehingga lebih diketahui nilai pendapatan pencetakan sawah baru. Kata Kunci : Dampak, Ekstensifikasi, Sawah Baru, Kondisi Internal dan External, Masyarakat Desa Siru Kecamatan Lembor