Model Pengembangan Peternakan Di Nusa Tenggara Barat Terhadap Produktivitas Sapi Bali
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pengembangan
peternakan yang sesuai dengan kawasan di Nusa Tenggara Barat terhadap
produktivitas Sapi Bali. Metode Pengumpulan data dengan cara telaah
pustaka (literature review) terkait model pengembangan peternakan di Nusa
Tenggara Barat. Hasil dari berbagai literature ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada a) Peternak dikawasan Nusa Tenggara Barat
agar mampu mengetahui model pengembangan peternakan yang sesuai
terhadap produktivitas Sapi Bali b) Akademis sebagai bahan referensi guna
menambah wawasan dan informasi sehingga dapat meningkatkan
pemahaman masyarakat atau pembaca mengenai model pengembangan
peternakan Sapi Bali di Nusa Tenggara Barat c)Pemerintah sebagai
masukan dalam merumuskan kebijakan terkait model pengembangan
peternakan di kawasan Nusa Tenggara Barat terhadap produktivitas Sapi
Bali.
Berdasarkan hasil telaah literature yang diperoleh diketahui bahwa
model pengembangan peternakan di NTB yang sesuai untuk peningkatan
produktivitas Sapi Bali tergantung dari kondisi geografis, kepadatan
penduduk, lingkungan dan budaya setempat terutama budaya pertanian
tanaman pangan juga peternakan. Di Pulau Lombok ketersediaan padang
penggembalaan yang terbatas menuntut peternak memelihara ternak secara
semi intensif dan Intensif. Sementara, di wilayah Pulau Sumbawa dengan
masih tersedianya padang penggembalaan memungkinkan untuk
pemeliharaan secara ektensif. Perlu peningkatan kualitas hijauan di padang
penggembalaan yang ekstensif dan berkelanjutan sehingga pemanfaatan Lar
maupun kandang koloni dapat efisien dan optimal.Memberikan edukasi
kepada peternak tentang pentingnya penyediaan hijauan yang efisien dan
berkelanjutan dengan membiasakan untuk menanam tanaman legum. Selain
itu edukasi tentang manajemen pemeliharaan ternak yang produktif bukan
sambilan saja.Pemeliharaan terpadu sebaiknya perlu memperhatikan
peningkatan kualitas dan kuantitas hijauan agar dapat memenuhi dan kualitas produktivitas ternak misalnya dengan integrasi tanaman-ternak
yang tahan terhadap iklim kering basah serta memiliki kandungan nutrisi
yang tinggi yang ditanam sekitar padang penggembalaan atau tempat
pemeliharaan ternak seperti lamtoro, turi dan lain-lain.Penyediaan air yang
kontinyu untuk kebutuhan ternak harus mendapat perhatian khusus seperti :
sumur-pompa yang efisiensinya masih rendah, air sungai, mata air danau,
embung dan bendungan (DAM) untuk mengantisipasi defisit air pada musim
kemarau. Selain itu juga harus ada teknologi pengolahan tanah seperti irigasi
yang dapat dimanfaatkan dan didekatkan dengan lokasi ternak. Perlu adanya
pengolahan teknologi pengolahan pakan limbah pertanian yang kualitasnya
rendah untuk menambah daya guna limbah pertanian ternak. Manajemen
reproduksi terutama seleksi untuk pejantan unggul di model peternakan
ekstensif sudah harus mulai dilakukan, sedangkan semi intensif bisa
dipadukan dengan Inseminasi Buatan.