Pengaruh Sistem Pemupukan Berbasis Iot (Internet Of Things) Dengan Model Budidaya Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada Merah (Lactuca Sativa Var.Crispa.)
Abstract
Selada merah merupakan sayuran yang mempunyai nilai komersial dan
prospek yang cukup baik sehingga mudah untuk dipasarkan. Salah satu cara
meningkatkan produktifitas selada merah adalah dengan pemupukan yang tepat
selama proses perkembangan tanaman. Pemupukan sangat penting dilakukan untuk
menunjang kebutuhan unsur hara oleh tanaman. Teknologi Internet of Things (IoT)
yaitu Smart Irrigation dapat menjadi solusi dalam pengairan dan pemupukan untuk
budidaya tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh
pengaplikasian sistem pemupukan dan model budidaya terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman selada merah
Penelitian ini dilakukan pada periode Agustus 2022 dan Juli 2023 di
Laboratorium Prototipe Fakultas Teknik Universitas Islam Malang. Yang berlokasi
di lahan persawahan Jl. Green Tombro, Tasikmadu, Kec. Lowokwaru, Kota
Malang. Penelitian disusun dalam Rancangan Petak Terbagi (Split plot design) yang
terdiri dari petak utama dan anak petak. Dari kedua macam perlakuan diperoleh 4
kombinasi perlakuan masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga
kali, sehingga didapatkan 12 petak percobaan. Setiap perlakuan dalam satu ulangan
terdapat 5 sampel tanaman jadi total seluruh tanaman pada penelitian ini adalah 60
tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara
perlakuan sistem pemupkan dan model budidaya tanaman pada semua parameter
pengamatan pertumbuhan tanaman selada merah. Hal ini dapat diartikan bahwa
kedua perlakuan yang diaplikasan tidak berpengaruh sama lain, sehingga diartikan
kedua perlakuan memberikan pengaruhnya masing-masing terhadap pertumbuhan
tanaman selada merah. Analisis secara terpisah menunjukkan bahwa yang
memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah daun selada merah.
Sistem pemupukan tetes otomatis berbasis IOT memberikan hasil yang terbaik pada
tinggi tanaman maupun jumlah daun dibandingkan dengan sistem pemupukan alat
konvensional. Sistem pemupukan otomatis menghasilkan tinggi tanaman dengan
hasil akhir rata-rata 69.07 cm, sedangkan pada jumlah daun menghasilkan rata-rata
daun 63,67 helai. Perlakuan model budidaya tanaman, terlihat bahwa model
budidaya anorganik yang menggunakan pupuk NPK berbentuk cair memberikan
pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan pupuk organik cair yaitu urine
kelinci.