Analisis Produktivitas Ayam Jantan Layer Hasil Subtitusi Tepung Maggot Dan Jagung
Abstract
Ayam jantan layer merupakan ayam produksi ikutan dari industri penetasan
ayam petelur komersial. Ayam jantan layer menjadi salah satu favorit konsumen
karena rasa daging menyerupai ayam kampung. Pakan subtitusi menjadi alternatif,
maggot BSF (Black Soldier Fly) memiliki kandungan protein 44,26% dan nutrisi yang
dibutuhkan oleh ternak, dan jagung sebagai sumber energi sehingga menghasilkan
pakan substitusi dengan harga terjangkau.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dengok Kandang Semangkon Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
produktivitas ayam jantan layer berkaitan dengan konsumsi pakan, pertambahan
bobot badan (PBB), feed convertion ratio (FCR), bobot karkas dan income over feed
cost (IOFC).
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam jantan layer fase
finisher (umur 22 hari sampai 60 hari). Metode yang digunakan adalah metode
percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan
4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 9 ekor ayam dan total sampel yang digunakan
144 ekor ayam jantan layer fase finisher (umur 22 hari). Perlakuan yang diberikan
adalah P1 = 100% Pakan komersial, P2 = 80% Pakan komersial ditambah 20%
tepung maggot BSF (Black Soldier Fly) dan jagung, P3 = 70% Pakan komersial
ditambah 30% tepung maggot BSF (Black Soldier Fly) dan jagung, P4 = 60% Pakan
komersial ditambah 40% tepung maggot BSF (Black Soldier Fly) dan jagung.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pakan subtitusi tepung
maggot BSF (Black Soldier Fly) dan jagung berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
terhadap konsumsi pakan dan income over feed cost (IOFC), tetapi tidak menunjukan
pengaruh nyata (P>0,05) pada pertambahan bobot badan, feed convertion ratio, dan
bobot karkas.
Kesimpulan penelitian ini bahwa Pakan subtitusi tepung maggot BSF (Black
Soldier Fly) dan jagung mampu meningkatkan produktivitas ayam jantan layer dilihat
dari jumlah konsumsi pakan menurun sebesar 6,6% sampai dengan 8,4% diikuti
dengan peningkatkan income over feed cost sebesar 19,11% sampai dengan 34,28%.